Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Disekap Tanpa Baju pada Suhu Nol Derajat (2)

Kompas.com - 12/12/2018, 05:16 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Khairina

Tim Redaksi

WAMENA,KOMPAS.com — Sebanyak 24 karyawan PT Istaka Karya bersama 1 pegawai PUPR saat itu dikumpulkan, ditahan, dan diinterogasi oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di tempat peristirahatan para pekerja pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (1/12/2018). Mereka pun diminta untuk mengikuti perintah KKB, yaitu menuju Puncak Kabo.

Dalam wawancara lanjutan Kompas.com bersama salah satu korban selamat, Jimmy Rajagukguk (Aritonang), dikisahkan, para karyawan terpaksa mengikuti keinginan kelompok separatis itu karena mereka berada di bawah todongan senjata api.

Tanpa menggunakan sepatu atau sandal (kaki ayam) dan badan telanjang tanpa mengenakan baju, seluruh pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi pergi menuju Puncak Kabo.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKSB di Nduga Papua: Pintu Didobrak, Kami Disuruh Berbaris (1)

Menuju ke Puncak Kabo, tantangan yang dihadapi adalah medan yang berat, jalan di hutan menanjak dan dipenuhi batu kerikil yang tajam hingga melukai kaki mereka.

“Awalnya kami akan ke Puncak Kabo. Namun, setelah kira-kira 2 jam berjalan kaki, KKB ini meminta berhenti dan mengikat kami semua. Katanya mereka menunggu bos kami Jonny Arung (korban yang saat ini belum ditemukan). Jonny adalah bos kami di lapangan. Dia juga bagian Humas di PT Istaka Karya,” kisah Jimmy.

“Saat itu teman kami Emmanuel BN Bano bersama Efrandi P Hutagaol (keduanya telah ditemukan meninggal), mencoba untuk menghubungi bos, tetapi tak ada jawaban,” ungkap Jimmy.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Diminta Mengaku Jadi TNI dan Dieksekusi (3)

Akan tetapi, saat itu, lanjut Jimmy, seorang pendeta dan dua orang anggota masyarakat yang bersama-sama dengan Jonny Arung ke lokasi upacara adat bakar batu datang menemui para kelompok KKB dan meminta agar melepaskan seluruh karyawan PT Istaka Karya.

“Saat itu mereka enggan melepaskan kami dan meminta kepada pendeta dan dua orang anggota masyarakat agar bos datang. Kalau ia datang, kami lepaskan mereka. Lalu pendeta bersama masyarakat itu pergi meninggalkan kami,” ungkapnya. 

Setelah 2 jam menunggu, ungkap Jimmy, ikatan yang melilit tangan mereka dilepaskan dan kemudian mereka disekap di salah satu kamp yang berada di Karunggame.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Berlindung di Rawa dan Pohon Besar agar Tak Terlihat (4)

“Jadi tempat pemberhentian kami di Karunggame, di sana ada juga kamp. Di sanalah kami disekap pada malam hari tanpa baju dengan kondisi cuaca sangat dingin. Lalu dibangunkan pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIT,” katanya.

Pada pagi hari itu juga, lanjut Jimmy, pihaknya kembali berjalan menuju Puncak Kabo sambil berdoa agar Tuhan memberikan mereka pertolongan.

“Kurang lebih perjalanan kami 2 jam lagi dari Karunggame menuju ke Puncak Kabo. Sampai di Puncak Kabo, kami semua kembali diikat dan di sana lokasi teman-teman dieksekusi di depan mata saya,” tuturnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Lihat Teman Tewas Ditikam, Pasrah dan Ingat Keluarga (5)

Sebelum dieksekusi di Puncak Kabo, seluruh karyawan yang disekap disiksa dan diminta mengaku sebagai anggota TNI.

Bagaimana kisahnya hingga kemudian Jimmy Rajagukguk bersama tiga orang temannya berhasil melarikan diri?

Ikuti kisah selanjutnya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga: 2 Kali Tertangkap, Ditolong Mama Papua dan Pendeta (6)

Bersambung

Kompas TV Biro SDM Polda Papua melakukan pemulihan trauma atau trauma healing kepada dua pekerja yang dapat lolos dari serangan kelompok bersenjata di kabupaten Nduga, Papua. Dua pekerja proyek Transpapua menjalani pemulihan trauma di biro s-d-m Polda Papua. Sebelumnya tiga pekerja pembangunan Puskesmas dan sekolah di distrik Yigi sudah dipulangkan ke keluarganya di Jayapura setelah menjalani masa pemulihan pasca trauma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com