Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Pintu Didobrak, Kami Disuruh Berbaris (1)

Kompas.com - 11/12/2018, 21:10 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Farid Assifa

Tim Redaksi

WAMENA, KOMPAS.com - Pada tanggal 2 Desember 2018, masyarakat di Indonesia dan dunia tertuju pada aksi teror yang dilakukan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupten Nduga, Papua.

Saat itu, media-media di Indonesia menyiarkan adanya 31 orang karyawan PT Istaka Karya dibunuh oleh KKSB yang dikomandoi Egianus Kogoya.

Namun pada tanggal 3 Desember 2018, terkonfirmasi ada 4 orang pergawai PT Istaka Karya dan 19 orang dipastikan meninggal dunia, 1 anggota TNI gugur dan 5 orang dikabarkan hilang.

Lalu tanggal 11 Desember 2018, aparat keamanan menyimpulkan sebanyak 4 orang selamat, 17 orang meninggal, 1 anggota TNI gugur dan 4 orang masih dalam pencarian.

Berkat bantuan banyak pihak, Kompas.com berhasil menghubungi salah satu korban Jimmy Rajagukguk (Aritonang) yang selamat dari pembantaian itu.

Dalam wawancara itu, Jimmy Rajagukguk bercerita tentang apa yang mereka alami pada Minggu pukul 15.00 WIT di dalam kamp PT Istaka Karya yang mengerjakan proyek pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Baca juga: Korban Selamat Peristiwa Nduga Papua: Kami Ingin Pulang, Kami Trauma...

Awalnya, pada Sabtu, 1 Desember 2018, seluruh karyawan mengetahui adanya upacara yang dilakukan KKSB tak jauh dari lokasi kamp. Kelompok teror itu melakukan upacara adat bakar batu.

Pada saat itu, sekitar belasan orang pegawai PT Istaka Karya berada di dalam salah satu ruangan kantor tengah berkumpul sambil bermain kartu domino untuk menghabiskan waktu istirahat sekitar pukul 15.00 WIT.

Tiba-tiba beberapa anggota KKSB datang dengan membawa senjata api dan senjata tajam mendobrak pintu kantor dan kamar kamp yang lain.

Saat itu, para pegawai menolak membuka pintu. Bahkan mereka sempat mencoba untuk melawan. Namun, lantaran anggota KKSB membawa senjata api dengan jumlah anggota yang cukup banyak, akhirnya mereka tak bisa melawan dan hendak melarikan diri.

Namun setelah seluruh pintu ruangan didobrak anggota KKSB, 24 pegawai PT Istaka dan 1 pegawai PUPR menyerah. Mereka pun dikumpulkan.

“Saat itu mereka mengatakan buka pintu-buka pintu. Tapi tidak akan tembak. Akhirnya mereka mendobrak dan dibukalah semua pintu, hingga ke kamar,” ungkap Jimmy, Selasa (11/12/2018) siang.

“Lalu kami dikumpulkan dan disuruh berbaris. Tak hanya itu mereka meminta kami membuka baju dan merampas telepon, dompet dan uang milik kami,” katanya lagi.

Usai semua barang dikumpulkan, lanjut Jimmy, mereka berteriak dengan bertanya siapa dan dimana pimpinan perusahaan.

“Kami menjawab. Namanya Jonny Arung (korban yang belum ditemukan). Pimpinan tidak ada di sini. Dia lagi ikut bakar batu,” jelasnya.

Baca juga: Korban Selamat Peristiwa di Nduga Papua: Teteh Jangan Cemas, Irawan Selamat...

Setelah mereka dibariskan dan ditanyai, para kelompok KKB membawa mereka ke Puncak Kabo. “Karena ditodong akhirnya kami pun ikut,” katanya.

Selanjutnya kisah perjalanan Jimmy Rajagukguk bersama teman-temannya menuju Puncak Kabo, lokasi mereka dieksekusi, akan ditulis di berita selanjutnya. Bagaimana Jimmy bisa selamat, ikuti tulisan selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com