Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP: Warga yang Buang Sampah di Sungai Akan Kena Hukuman

Kompas.com - 10/12/2018, 10:00 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta mengimbau masyarakat di Kota Solo, Jawa Tengah untuk tidak membuang sampah secara sembarangan, terutama di sungai.

Sampah yang dibuang sembarang ke sungai, justru akan membuat aliran air menjadi tersumbat. Air yang seharusnya bisa mengalir dengan lancar menjadi tersumbat. Sehingga menyebabkan bencana banjir.

"Selama musim hujan tolong diperhatikan sampah di selokan. Apalagi warga yang berdekatan dengan aliran sungai. Salah satu penyebab terjadinya banjir itu karena tidak lancarnya aliran sungai yang dipenuhi sampah," kata Kepala BPBD Kota Surakarta Eko Prajudhy Noor Aly di Solo, Jawa Tengah, Minggu (9/12/2018).

Baca juga: Ketiadaan Tempat Sampah buat Warga Buang Sampah ke Kali Gendong

Eko mengungkap, pihaknya telah membuat peta daerah rawan banjir dan genangan air di wilayah Solo selama musim hujan. Ada lima kecamatan di Solo yang masuk dalam kategori rawan banjir dan genangan air.

Kecamatan Banjarsari ada lima kelurahan masuk kategori rawan banjir karena dilewati aliran Kali Pepe dan Anyar. Kelima kelurahan antara lain, Sumber, Banyuanyar, Gilingan, Nusukan dan Kadipiro. 

Kecamatan Jebres ada enam kelurahan rawan banjir dan genangan air. Yaitu, Mojosongo, Jebres, Gandekan, Pucangsawit, Sewu dan Sudiroprajan.

Kecamatan Pasar Kliwon ada enam kelurahan, yakni Semanggi, Sangkrah, Kedung Lumbu, Joyosuran, Pasar Kliwon dan Kampung Baru. Kecamatan Serengan ada Kelurahan Tipes, Joyotakan dan Serengan.

Baca juga: Di Daerah Ini, Ketahuan Buang Sampah Sembarangan Dihukum Kerja Bakti 2 Minggu

Kemudian Kecamatan Laweyan ada lima kelurahan rawan banjir karena dilewati aliran Kali Premulung dan Brojo. Kelima kelurahan itu adalah Laweyan, Bumi, Jajar, Karangasem dan Pajang.

"Kita selama ini sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui kelurahan, kecamatan untuk mengantisipasi bencana banjir. Kita juga melatih warga tanggap bencana," imbuh dia.

Disamping mengantisipasi bencana banjir, Eko juga meminta masyarakat tetap waspada dan berhati-hati. Pergantian musim pancaroba dari musim kemarau panjang ke musim hujan sering terjadi angin kencang.

"Angin kencang menimbulkan pohon tumbang. Pohon yang usianya tua dan banyak daunnya itu rawan tumbang," kata dia.

Baca juga: Gubernur NTT: Kalau ada yang Buang Sampah Sembarangan, Saya Suruh Ambil Pakai Mulut

Terpisah, Kabid Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Surakarta Agus Sis Wuryanto mengatakan, masyarakat yang membuang sampah sembarangan akan diberikan hukuman.

Hukuman tersebut berupa pemanggilan, membuat BAP (berita acara pemeriksaan) dan pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

"Mereka yang ketahuan membuang sampah sembarang kita undang ke kantor. Kita BAP, buat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya," kata Agus Sis.

Jika langkah persuasif tidak lagi mampu menyadarkan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, Pemkot akan mengambil langkah tegas dengan memberikan sanksi tipiring bagi masyarakat yang ketahuan membuang sampah di sungai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com