Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kekerasan pada Perempuan dan Anak Banyak yang Belum Dilaporkan

Kompas.com - 09/12/2018, 19:34 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Kepala UPT Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Kota Surakarta Siti Dariyatini menyatakan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ibarat fenomena gunung es.

Menurutnya, masih banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang belum dilaporkan.

"Ini tugas kita bersama masyarakat agar korban kekerasan perempuan dan anak bisa tertangani dengan baik dan komprehensif. Tidak hanya hukumnya, tetapi untuk kesehatan, pendampingan psikologis sampai mereka pulih dari traumanya," kata Siti kepada Kompas.com di sela kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Seksual di Solo, Jawa Tengah, Minggu (9/12/2018).

Baca juga: Aktivis: RUU PKS Mendesak Disahkan agar Kekerasan Seksual Berkurang

Menurut Siti, kasus kekerasan perempuan dan anak di Solo tahun 2018 ada 66 kasus. Adapun rinciannya 21 kasus perempuan dan 45 kasus anak-anak.

Tahun 2017, katanya ada 87 kasus dengan rincian 33 kasus perempuan dan 54 kasus anak-anak.

Meski mengalami penurunan jumlah kasus, ungkapnya, kasus kekerasan perempuan dan anak di Solo masih didominasi dari kalangan anak-anak.

"Perlu kerja keras bersama masyarakat untuk menekan angka kasus perempuan dan anak di Solo," imbuh dia.

Dia mengungkapkan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi faktor utama terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Disamping itu, juga karena faktor ekonomi.

"Kalau bisa membangun suatu hubungan yang baik dan harmonis antara suami dan istri, maka kasus KDRT tidak akan terjadi dalam rumah tangga," imbuh dia.

Siti mengatakan, telah membentuk Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak di masing-masing kelurahan untuk memudahkan para korban untuk melapor terhadap kasus kekerasan yang dialaminya.

Menurutnya, korban kekerasan memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan dan pendampingan sampai kasusnya tersebut selesai.

Kompas TV Keterbatasan fisik tidak menjadikan seseorang untuk berhenti dalam berkarya, hal itu dibuktikan oleh seorang pemuda asal Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Ia mampu mendesain berbagai busana perempuan, bahkan hasil karyanya pernah digunakan oleh selebrita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com