Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Ingin KPK Buka Cabang di Jawa Tengah

Kompas.com - 07/12/2018, 17:03 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan keprihatinannya atas ditetapkannya kepala daerah di Jateng sebagai tersangka kasus korupsi. Yang terbaru, Bupati Jepara Ahmad Marzuqi ditetapkan sebagai tersangka kasus suap kepada hakim.

Marzuqi adalah kepala daerah kelima yang ditetapkan tersangka oleh KPK sejak Ganjar memimpin Jawa Tengah.

Empat kepala daerah lain yang ditangkap KPK antara lain Bupati Purbalingga Tasdi, Bupati Kebumen M Yahya Fuad, Bupati Klaten Sri Hartini dan Wali Kota Tegal Siti Masitha.

"Di KPK, ada penindakan dan pencegahan. Penindakan kerjanya luar biasa, tapi enggak kapok. Mbok ya dibuka cabang KPK di Jawa tengah, kami siap," kata Ganjar, Jumat (7/12/2018).

Menurut pria 50 tahun ini, kepala daerah harus berhati-hati dalam memegang suatu jabatan. Terlebih banyak kepala daerah yang tersangkut kasus hukum.

Baca juga: Ruang Kerja Bupati Jepara Digeledah KPK, Ini Komentar Ganjar Pranowo

Ganjar mengaku terus mengingatkan mereka agar menjauhi area rawan korupsi. Dia juga mengimbau kepala daerah berhati-hati atas laporan masyarakat soal indikasi penyelewengan.

"Ada 4 orang kepala daerah sudah saya diingatkan agar berhati-hati atas indikasi laporan masyarakat, yang dipersepsikan ada indikasi korupsi," tambahnya, tanpa menyebut daerah terkait.

Lebih dari itu, politisi berambut putih meminta agar kepala daerah bersedia melaporkan gratifikasi. Setiap kepala daerah, kata Ganjar, pasti mendapat gratifikasi. Tinggal mereka mau melaporkan atau tidak.

"Enggak mungkin kepala daerah gak pernah dapat itu, enggak mungkin, jadi harus melapor. Kalau sudah mau melapor, maka niatnya sudah mau menolak, dan itu integritasnya mulai baik," katanya.

Baca juga: Ruang Kerja Bupati Jepara Digeledah KPK, Ini Komentar Ganjar Pranowo

Ia juga memberi saran kepada kepala daerah agar tidak menerima barang apa pun yang bernilai, kecuali dengan cara membeli. Membeli dianggap sebagai cara untuk menghindari dari gratifikasi.

"Kalau dikasih apa-apa mending dibeli, agar tidak merepotkan nantinya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com