Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Jenguk Anak di Pesantren, Ruhyatun Tewas Dibunuh, Sang Suami Terpukul

Kompas.com - 05/12/2018, 14:02 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Peristiwa malang yang menimpa Ruhyatun (36), perempuan yang ditemukan meninggal dunia dengan kondisi jeratan dan luka tusuk di leher pada Sabtu lalu, menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Suami korban, Didin Syaifrudin (39) serta kedua putrinya merasa sangat terpukul dan kehilangan.

Hal itu disampaikan Didin saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Kelurahan Jagasatru, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu pagi (5/12/2018).

Di ruang tamu, Didin menunjukkan album foto keluarga yang diambil beberapa bulan terakhir. Didin menunjukkan foto Ruhyatun semasa hidup.

Didin adalah pekerja salah satu perusahaan jasa kirim barang ke sejumlah daerah. Dia tiba di rumah pada Jumat malam (30/11/2018) sekitar pukul 22.00 WIB dalam kondisi kosong.

Dia pergi ke rumah orangtuanya dan melihat anak keduanya sedang tidur. Didin menelepon istrinya melalui sambungan telepon namun tidak aktif.

“Saya telepon berulang kali tapi tidak aktif. Saya berpikir positif, istri sedang menjenguk anak pertama yang sedang mondok pesantren,” kata Didin.

Baca juga: Identitas Jasad Perempuan dengan Bekas Jeratan dan Luka Tusuk di Cirebon Terungkap

Didin kemudian menunggu dan sempat tertidur. Dia kembali bangun untuk menelepon istrinya. Namun hingga Sabtu pagi, tak ada jawaban hingga Didin memutuskan kembali berangkat ke Bandung pada Sabtu pagi (1/12/2018) pukul 05.00 WIB.

Empat jam kemudian, sekitar pukul 09.00 WIB, Didin mendapat kabar bahwa istrinya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di jalan Ciperna, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Didin syok dan memutuskan untuk langsung kembali ke Cirebon menggunakan angkutan umum.

Sekitar pukul 17.00 WIB, Didin tiba di rumah sakit, dan menyaksikan istrinya sudah terbujur kaku.

“Dia orang baik. Pekerja keras. Kami sekeluarga merasa terpukul kehilangan dia. Beruntung, mereka (kedua putrinya) tegar,” kata Didin juga berusaha tegar.

Pekerja keras

Didin dan Ruhyatun sudah menjalani rumah tangga selama 14 tahun. Keluarga mereka rukun dan tak pernah dirundung masalah yang berkepanjangan

Didin berharap penuh pada pihak kepolisian untuk dapat segera menangkap orang yang tega berbuat jahat kepada istri tercintanya.

“Kami berharap polisi dapat segera menangkap pelaku. Kami dan keluarga istri di Purbalingga meminta polisi menghukum pelaku seberat-beratnya,” harap Didin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com