SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 100 pasukan Brimob atau 1 kompi dari Polda Jawa Timur, diberangkatkan ke Papua, Rabu (5/12/2018) malam nanti, melalui jalur udara.
Mereka diperbantukan untuk mengamankan situasi di Papua pasca-peristiwa penembakan pekerja proyek jembatan.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, 1 kompi pasukan Brimob itu akan bergabung dan bertugas di bawah kendali Polda Papua dalam menjaga keamanan di Papua, usai peristiwa penembakan 31 pekerja proyek jembatan di Papua, Minggu (2/12/2018) lalu.
Baca juga: Tugas Pengamanan di Palu, Anggota Brimob Meninggal Dunia
"Karena sifatnya BKO, kita serahkan sepenuhnya fungsi 1 kompi pasukan Brimob tersebut kepada Kapolda Papua," terang Barung, Rabu (5/12/2018) pagi.
1 kompi pasukan Brimob Polda Jawa Timur itu, kata Barung, akan bergabung dengan 150 personel aparat gabungan yang sudah berangkat sejak Selasa (4/12/2018) kemarin.
Sementara itu, aksi penembakan pekerja proyek jembatan di Papua menuai protes dari Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (GM FKPPI) Jawa Timur.
Mereka menyebut, aksi itu sebagai aksi biadab yang tidak berprikemanusiaan.
Ketua GM FKPPI Jawa Timur Agoes Soerjanto mengatakan, peristiwa penembakan itu menunjukkan bahwa kelompok separatis tidak ingin warga Papua maju dan sejahtera.
"Padahal, pemerintah 4 tahun terakhir fokus pembangunan infrastruktur di Papua," ujar dia.
Baca juga: HUT Ke-73 Brimob, Kapolri Berpesan soal Mendekatkan Diri pada Publik
Agoes mendesak pemerintah, khususnya TNI dan Polri, untuk bersikap tegas terhadap segala bentuk aksi yang merongrong NKRI.
"Tidak perlu khawatir dituduh melanggar HAM, ini jelas-jelas mereka para kelompok bersenjata itu yang keji dan melanggar HAM," ujar Agoes.
Tak hanya di Papua, GM FKPPI Jatim mendesak TNI-Polri untuk tegas dalam menangani sejumlah aksi mendukung separatisme Papua yang sempat terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia.