Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Sukabumi: Tiap Bulan, 2 dari 9 Pasien Rujukan ke Bandung Tak Bisa Lanjut Perawatan

Kompas.com - 04/12/2018, 08:00 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, pasien asal daerahnya yang dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, kerap terkendala masalah biaya.

Terutama biaya untuk tempat tinggal. Sebab pemeriksaan dan perawatan kerap membutuhkan waktu hingga berhari-hari, sedangkan biaya tempat tinggal tinggi.

“Rata-rata per bulan ada 7-9 pasien yang dirujuk dari Kota Sukabumi ke RSHS,” ujar Fahmi saat membuka Rumah Singgah Pemerintah Kota Sukabumi di Bandung, Senin (3/12/2018).

“Dari 7-9 pasien, paling hanya 2 pasien yang melanjutkan perawatan. Selebihnya terkendala bagaimana nginepnya, di mana,” tambahnya.

Baca juga: Tiga Pelaku Perampokan Sopir Taksi Online di Bintaro Ditangkap di Sukabumi

Untuk itu, pihaknya menggandeng Rumah Zakat membangun rumah singgah untuk menampung pasien dan keluarganya selama perawatan di RSHS.

“Program ini memberikan bantuan berupa rumah tinggal sementara pasien rawat jalan, harapannya bisa meringankan beban pasien yang harus kontrol ke rumah sakit yang dituju,” ungkapnya.

Bagi masyarakat Sukabumi yang ingin mengakses rumah singgah ini, cukup memperlihatkan KTP.

Rumah singgah

Rumah singgahnya sendiri berada di Jalan Mulyasari 1 No 7, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

CEO Rumah Zakat Nur Efendi mengatakan, rumah singgah tersebut memiliki 5 kamar. Satu kamar, bisa diisi 3 orang, terdiri dari pasien dan 2 orang keluarganya.

Baca juga: Ada Tol Bocimi, Perjalanan ke Sukabumi Jadi Lebih Singkat

Selain untuk menginap pasien dan keluarga, ada ruang untuk sharing antar pasien. Dengan cara ini, mereka bisa saling menguatkan dan menumbuhkan optimisme.

Salah satu pasien yang bisa melanjutkan perawatan adalah Dede Suhendi (47). Pegawai BPR Sukabumi tersebut sudah tiga kali operasi di RS Cicendo Bandung.

“Retina sama sarapnya lepas,” ungkap istri Dede, Astuti Handayani Conoras.

Selama satu tahun perawatan, untuk biaya Sukabumi-Bandung dan tempat menginap, ia sudah menghabiskan Rp 35 juta. Untuk menghemat biaya, ia kerap menumpang ke rumah saudaranya.

“Kadang, lama-lama tinggal di rumah saudara ga enak, apalagi rumahnya kecil,” katanya.

Itulah mengapa, ia bersyukur ada rumah singgah. Jadi jika suaminya check up atau tindakan medis lanjutan, ia bisa tinggal di rumah singgah sementara waktu.

“Saya beruntung setahun ini masih ada uang untuk tempat menginap dan lain-lain. Banyak yang tidak mampu, sehingga tidak melanjutkan perawatan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com