Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Wali Kota Tasik: Dulu Zaman Saya Beli Gunung, Sekarang Habis...

Kompas.com - 02/12/2018, 22:12 WIB
Irwan Nugraha,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Mantan Wali Kota Tasikmalaya Syarif Hidayat mengatakan, kala dirinya memimpin, Pemkot Tasikmalaya selalu menganggarkan pembelian gunung atau bukit Rp 1 miliar per tahun.

Pembelian gunung atau bukit itu untuk melindungi sumber air bersih dari para penambang pasir liar. 

"Kalau dulu zaman saya itu selalu beli bukit atau gunung tiap tahunnya di wilayah Kota Tasikmalaya. Dianggarkan sampai Rp 1 miliar malah pertahunnya," kata Syarif kepada wartawan di Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Minggu (2/12/2018).

Baca juga: Kekeringan Melanda, Kasmi Gendong Jeriken Isi Puluhan Liter Air Sejauh 100-an Meter

"Sekarang habis. Saya berpikir waktu itu karena warga Tasikmalaya butuh lahan resapan air supaya tak kekeringan," tambahnya. 

Syarif mengatakan, bukit di Kota Tasikmalaya hilang akibat galian pasir ilegal sehingga membuat wilayah terdampak mengalami kekeringan di musim kemarau.

Padahal, jika bukit masih belum terganggu, tak pernah terjadi kesulitan mendapatkan air bersih.

"Soalnya sudah jelas, pasti kalau gunung habis, tak ada resapan, dan akan susah air. Kemarau sebentar saja sekarang sudah kekeringan, susah air," tambah dia.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Ponorogo Akibat Kekeringan Meluas hingga 10 Kecamatan

Namun demikian, dirinya enggan memberikan komentar tentang kebijakan apa yang diambil Pemkot Tasikmalaya sekarang ini terkait menjaga kelestarian bukit.

Sekarang bukit sudah rusak dan tak ada lagi mata air yang diharapkan ada di setiap resapan air.

"Tapi, kalau sekarang kan kebijakan terkait mempertahankan bukit atau gunung tak tahu ada atau tidak. Tapi kalau zaman saya dulu, Pemkot yang beli bukit supaya tak diganggu seperti ini, oleh penambang pasir liar yang merusak alam," pungkasnya. 

Kompas TV Diperkirakan daerah yang mengalami kekeringan serta krisis air bersih masih akan terus bertambah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com