Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NTT Berpeluang Kembangkan Budidaya Ternak Lahan Kering

Kompas.com - 02/12/2018, 17:40 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut berpeluang untuk mengembangkan peternakan lahan kering. Pasalnya, wilayah ini memiliki iklim dengan dengan musim kemarau yang lebih mendominasi dibandingkan musim hujan. 

Hal ini dikatakan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Diana A Wun saat seminar nasional Fakultas Kedokteran Hewan Undana ke-4, dengan tema "Budidaya Ternak di Lahan Kering Kepulauan" pada Sabtu (1/12/2018). 

Di NTT, curah hujan hanya berlaku tiga sampai empat bulan saja. Sedangkan delapan sampai sembilan bulan kering atau tidak ada hujan.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Maluku, Dirasakan hingga NTT

Curah hujan yang sedikit ini mempengaruhi sistem peternakan di NTT, yakni peternakan lahan kering dengan pola pemeliharaan semi intensif tradisional atau ekstensif.

Panjangnya musim kemarau di NTT seringkali menjadi masalah bagi peternak karena kurangnya ketersediaan bahan pakan di padang penggembalaan. Akibatnya, asupan gizi ternak tidak tercukupi dan jadi penyakit tersendiri.

"Budidaya ternak lahan kering merupakan salah satu ciri khas di wilayah NTT, sebab di daerah lain itu tidak ada lahan kering," ungkap Diana.

Undana sendiri berkepentingan untuk mengoptimalkan peternakan kondisi daerah kering, dengan membuat aneka inovasi dan penelitian. Sehingga diharapkan budidaya ternak di daerah lahan kering menjadi lebih optimal.

Baca juga: Gubernur NTT: Orang Bodoh dan Miskin Tidak Akan Masuk Surga

Untuk itu dalam seminar tersebut Undana mengundang sejumlah pakar peternakan seperti Kepala Dinas Peternakan NTT Danny Suhadi, Ketua Asosiasi Medik Reproduksi Veteriner Indonesia Agung Budiyanto. 

Kemudian perwakilan PT Charoen Pokphan Indonesia Nasril Subakti dan Phaitoon Nna, Dokter Hewan Puskeswan Theresia Murni. Serta, Lembaga Sertifikasi Profesi Kesehatan Hewan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Sugeng Dwi Hastono. 

"Tentu saja kami harus banyak belajar. Para ahli ini punya pengalaman, tapi tentang lahan kering mereka belum punya, karena itu kita sharing saja. Suatu saat kami akan menjadi pusat pengetahuan untuk budidaya lahan kering," pungkas Diana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com