Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Rhesus Negatif Indonesia, Menyatukan untuk Menyelamatkan

Kompas.com - 02/12/2018, 15:17 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Khairina

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Komunitas Rhesus Negatif Indonesia (RNI) menggelar Gathering Nasional ke-7 di Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu (1/12/2018) hingga Minggu (2/12/2018).

Pertemuan itu diikuti puluhan orang yang memiliki golongan darah dengan rhesus negatif. Mereka berasal dari berbagai kota dan propinsi di Indonesia.

Dari pertemuan itu, terungkap beberapa cerita dan pengalaman orang yang memiliki golongan darah dengan rhesus negatif dalam kegiatan tersebut. 

Baca juga: Cerita Lici Murniati, Pemilik Darah Rhesus Negatif

Esa Bagaskala Ashar merupakan salah satu diantara pemilik darah rhesus negatif. Dia diketahui memiliki darah dengan rhesus negatif pada tahun 2016.

Pemuda kelahiran Banyumas Jawa Tengah ini merupakan pendonor darah aktif melalui Palang Merah Indonesia (PMI) di daerahnya. Dirinya rutin donor darah setiap 3 bulan sekali, sejak tahun 2014.

Pada tahun 2016, Esa didatangi seseorang yang mengaku membutuhkan bantuannya. Golongan darah dan jenis rhesus yang dimiliki Esa, saat itu sangat diperlukan untuk membantu kerabat dari seseorang yang datang ke rumahnya.

"Tahunya kalau (darah) saya rhesus negatif, saat ada orang ke rumah. Waktu itu dikasih tahu kalau butuh darah golongan A rhesus negatif dan katanya darah saya yang cocok," tutur Esa.

Sejak aktif melakukan donor darah melalui PMI, alumni Pesantren Ibn Taimiyah Banyumas ini mengatakan hanya mengetahui golongan darah yang dia miliki adalah golongan darah A.

"Sebelumnya sih tidak ada itu rhesus positif atau negatif. Dulu ya golongan darah saya A, gitu. Tidak ada keterangan A (+) atau A(-)," ungkap Esa.

Mengetahui dirinya memiliki darah dengan rhesus negatif, Esa mengaku sempat kaget. Keluarganya, bahkan sempat merasa khawatir ada kelainan pada tubuh Esa karena memiliki rhesus negatif.

"Kaget juga saat tahu rhesus negatif. Dari keluarga khawatir, takut saya ada kelainan atau penyakit apa gitu," tutur pemuda kelahiran 1 Desember 1994 ini.

Kekhawatiran dan ketakutan Esa beserta keluarganya hilang berkat pengetahuan dan pemahaman yang terus digali oleh Esa. Pertemanan dengan petugas PMI dan beberapa dokter, membuat Esa menemukan pemahaman apa itu rhesus negatif.

"Semakin memahami dan yakin kalau rhesus negatif itu bukan kelainan atau jenis penyakit tertentu, ya saat gabung dengan komunitas (Rhesus Negatif Indonesia)," kata Esa.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com