Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Tertib Administrasi, 37 WN Thailand dan 2 WN Tiongkok Dideportasi

Kompas.com - 28/11/2018, 10:58 WIB
Heru Dahnur ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Warga Negara Asing (WNA) asal Thailand mendominasi daftar pekerja yang dideportasi Imigrasi Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Hingga November 2018, jumlah pekerja asing yang dideportasi Imigrasi Pangkal Pinang mencapai 39 orang.

"WNA asal Thailand 37 orang dan 2 lainnya dari Tiongkok," kata Pejabat Humas Imigrasi Pangkal Pinang Iqbal Rifai, kepada Kompas.com, Rabu (28/11/2018).

Baca juga: 153 TKI Dideportasi dari Malaysia, Pakai Biaya Pribadi

Dia mengungkapkan, seluruh pekerja tersebut terjaring operasi keimigrasian di kapal isap produksi timah.

Total sebanyak 14 kapal yang didatangi, terdiri dari 9 kapal beroperasi di Laut Jebus Bangka Barat dan 5 kapal di Laut Sungailiat.

"Pekerja tidak tertib administrasi. Misalnya ada yang tukang las, tapi rupanya penterjemah," ujar Iqbal.

Iqbal memastikan 39 pekerja tersebut kini tidak lagi berada di Indonesia. Mereka dipulangkan oleh perusahaan penjamin.

"Sempat ditahan satu sampai dua minggu di ruang Detensi Imigrasi Kampung Dul Pangkal Pinang. Sampai semuanya dipulangkan," beber dia.

Baca juga: Begini Reaksi Lee Jong Suk Saat Dideportasi dari Indonesia

Menurut Iqbal, setelah masuk deportasi, pekerja itu otomatis masuk daftar cekal selama 6 bulan dan bisa diperpanjang menjadi 2 tahun.

Perusahaan diwajibkan tertib administrasi untuk mengembalikan pekerja ke Indonesia.

Proses deportasi dilakukan Imigrasi Pangkal Pinang dengan merujuk Pasal 75 Ayat 1 UU Nomor 6/2011 tentang Keimigrasian.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com