Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru 20 Persen Warga Sekitar Citarum yang Manfaatkan Bank Sampah

Kompas.com - 26/11/2018, 18:06 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Data terbaru Satgas Citarum yang dirilis pada Senin (26/11/2018) menyebutkan hingga November 2018 baru 20 persen warga di sebagian Kabupaten Bandung yang teraliri Sungai Citarum, memanfaatkan keberadaan bank sampah.

Hal itu disampaika oleh Komandan Sektor 7 Satgas Citarum, Kolonel Kavaleri Purwadi saat menerima bantuan peralatan bank sampah dari Hartadinata Abadi, Senin (26/11/2018).

“Karena sibuk bekerja jadi malas. Budaya untuk memilah sampah belum terbangun,” ujar Purwadi. 

Dia mengatakan, sektor 7 Satgas Citarum membawahi 14 desa di empat kecamatan Kabupaten Bandung. Jumlah penduduk masing-masing desa sekitar 300-400 kepala keluarga (KK).

“Dari jumlah itu, baru 20 persennya yang memanfaatkan bank sampah,” katanya.

Baca juga: Di Daerah Ini, Ketahuan Buang Sampah Sembarangan Dihukum Kerja Bakti 2 Minggu

Padahal, sampah yang dibuang terbilang besar, yakni 1 ton-2 ton per desa per hari. Sampah tersebut dibuang ke TPA.

“Rencana ada 3 pabrik di Cisirung, Cangkuang Kulon, Cianjur untuk pengolahan plastik dan kertas. Tapi belum mulai. Selama ini kami kerja sama dengan bank sampah,” ungkapnya.

Di bank sampah, warga bisa menukarkan sampah dengan uang. Sebanyak 1 kg sampah plastik ataupun kertas dihargai Rp 1.500.

Jumlahnya memang lebih rendah dibanding harga pasaran Rp 2.000. Hal ini dikarenakan ada cost untuk orang yang memilah dan mengumpulkan sampah sebesar Rp 200 per kg.

“Namun sebelum ditukar di bank sampah, warga harus memilah sampahnya terlebih dahulu. Proses memilah inilah yang biasanya membuat warga malas,” ucapnya.

Baca juga: Mengambil Manfaat Dari Bank Sampah

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, pihaknya terus melakukan sosialisasi secara berkelompok. Kelompok ini akan datang dari rumah ke rumah mensosialisasikan bank sampah dan pentingnya menjaga lingkungan.

“Anggota saya juga tidur di kampung-kampung bersama masyarakat. Biasanya pada sore hari, mereka mengobrol dengan warga sambil mengambil sampah,” ungkapnya.

Tak hanya itu, pihaknya memberikan hadiah bagi warga yang menemukan orang membuang sampah sembarangan atau pabrik yang membuang limbah ke Citarum.

“Satgas dah capek bersihin (Citarum). Kini, masyarakat yang jadi polisinya. Mereka berpatroli,” tambah Purwadi.

Bagi mereka yang kedapatan membuang sampah sembarangan, dihukum kerja bakti selama dua minggu.

“Yang sudah tertangkap dan dihukum ada 3. Saat sosialisasi ada 4-5 yang ditangkap,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com