Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademi Komunitas Kelautan: Sampah Belum Dipastikan Penyebab Paus Mati

Kompas.com - 23/11/2018, 18:19 WIB
Defriatno Neke,
Farid Assifa

Tim Redaksi

WAKATOBI, KOMPAS.com – Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi menyatakan penyebab matinya ikan paus jenis sperma yang bangkainya ditemukan di Desa Kapota Utara, Kabupaten Wakatobi, diduga bukan karena sampah.

“(Penyebab) matinya ikan paus sampai saat ini kami belum bisa kami pastikan, tetapi yang bisa kami katakan bahwa ditemukannya sampah dalam saluran pencernaan paus itu belum menunjukkan bahwa penyebab kematian paus ialah sampah,” kata Ketua Program Studi Konservasi Kelautan, Akademik Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, Fitra Wira Hadinat, Jumat (23/11/2018).

Ia menjelaskan, pergerakan ikan paus di laut selalu berkelompok dan tidak bergerak sendiri.

Dengan demikian, makanan yang dimakan ikan paus akan selalu sama dengan kelompoknya.

“Lain halnya bila kita temukan ikan paus yang dalam keadaan mati dalam jumlah atau kelompok yang besar dan di dalam saluran pencernaan ditemukan sampah, maka bisa disimpulkan kematian ikan paus ini karena sampah,” ujarnya.

Baca juga: 5 Fakta Kematian Paus di Wakatobi, 5,9 Kg Sampah Plastik di Perut hingga Ancaman Ekosistem Laut

Fitra menambahkan, jika kematian utama ikan paus adalah sampah, maka bangkai mamalia ini akan ditemukan lebih dari satu.

Sebelumnya, Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi mengambil sampel sampah dari dalam tubuh ikan paus tersebut.

Setelah dipilah, sampah yang ditemukan berupa serpihan kayu, gelas plastik, botol plastik, kantong plastik, plastik keras, sendal jepit, karung nilon, dan tali rafia.

Baca juga: 1,7 Ton Sampah Plastik Ditemukan di Sekitar Laut Tempat Paus Mati

Saat ini pun sampah dari perut paus tersebut telah dimusnahkan karena mengandung bakteri yang bisa membahayakan kesehatan, dan telah mengeluarkan bau menyengat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com