Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2018, 12:46 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANGKOMPAS.com - Ratusan santri Sekolah Islam Terpadu Kharisma Darussalam berhamburan keluar dari gedung. Gempa bermagnitudo besar mengguncang wilayah sekitar sekolah itu.

Dipandu guru dan satgas bencana dan aparat terkait, para siswa berkumpul di lapangan. Mereka menutupi kepala mereka dengan tas, bahkan beberapa di antaranya dengan kursi.

"Ke sini, kumpul di sini," ujar salah seorang guru, Jumat (23/11/2018).

Beberapa siswa mengalami luka. Mereka harus dipapah oleh rekannya lantaran kakinya mengalami luka serius.

Tiba-tiba, dari atas gedung sekolah ada yang berteriak.

"Ada korban, ada korban di atas," teriak seorang siswa laki-laki berpakaian Pramuka.

Baca juga: Dilewati 2 Sesar Aktif, Pemkot Surabaya Sosialisasi Tanggap Bencana di 300 SMP dan 700 SD

Satgas dari Vertikal Rescue Indonesia yang baru saja tiba di lokasi gempa dengan sigap melakukan pertolongan.

Peristiwa tersebut bukanlah gempa sungguhan, melainkan simulasi bencana yang diadakan Sekolah Islam Terpadu Kharisma Darussalam. Simulasi tersebut merupakan bagian dari program pelajar siaga bencana.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menerapkan kurikulum tanggap bencana di seluruh sekolah di Jabar.

"Nanti evaluasi selama satu bulan, mulai Januari 2019 selurub sekolah wajib melaksanakan kegiatan kurikulum tanggap bencana. Agar bisa belajar sejarah, menjadi bangsa yang pintar belajar dari masa lalu untuk hidup lebih selamat di masa depan," ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam sambutan launching pelajar siaga  bencana di Yayasan Kharisma Darussalam, Jalan Bypass Jomin Timur, Karawang, Jumat (23/11/2018).

Baca juga: Kompolnas Harap Polda Sulteng Belajar Tanggap Bencana dari Polda NTB

Rencananya, kurikulum tersebut akan diterapkan di semua tingkatan sekolah, mulai dari TK, SD, hingga sekolah menengah. Kurikulum tersebut diterapkan mengingat Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang kerap dilanda bencana.

"Agar anak-anak sekolah siap, tanggap dan punya ilmu menghadapi gempa bumi, gunung meletus, banjir dan semacamnya untuk meminimalisir korban di kemudian hari," tandasnya.

Menurutnya, banyak jatuhnya korban saat terjadi bencana lantaran minimnya pengetahuan tentang tanggap bencana. Hal ini berkaca pada bencana tsunami di Aceh yang menimbulkan banyak korban tewas.

"Sementara di Jepang dengan tsunami yang sama, besarnya sama korbannya lebih sedikit," katanya.

Gandeng Jepang

Pemprov Jabar, kata Ridwan, tengah menjajaki kerja sama dengan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA)  dan pemerintah Yokohama untuk perihal kurikulum tanggap bencana tersebut. Pihaknya memilih bekerjasama dengan kedua pihak itu lantaran Jepang dipandang memiliki kesamaan karakter dengan Indonesia, termasuk Jawa Barat.

"Kita bekerja sama dengan JICA juga Yokohama untuk memberikan asistensi kurikulum bencana. Karena karakter bencana di Jepang paling mirip dengan kita, wilayah mereka masuk ring of fire," ungkap Ridwan.

Ridwan menuturkan, kurikulum itu sangat penting lantaran Jabar merupakan provinsi yang rutin terkena bencana alam. Ia mencatat, dalam satu bulan ini terjadi 90 bencana di berbagai daerah.

Baca juga: Siswa SD Dilatih Simulasi Tanggap Bencana Gempa dan Tsunami

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com