Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Remaja Tewas Terseret Ombak Tinggi Pantai Selatan

Kompas.com - 22/11/2018, 16:39 WIB
Iqbal Fahmi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Rifki Nasrullah (17), seorang remaja warga Desa Karangduwur, Kecamatan Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, ditemukan tak bernyawa di bibir Pantai Setrojenar, Kamis (22/11/2018).

Korban sebelumnya dilaporkan hilang terseret ombak saat tengah bertamasya di Pantai Tanggulangin, Selasa (20/11/2018).

Kasubbag Humas Polres Kebumen, Ajun Komisaris Suparno mengatakan, jasad korban ditemukan tim SAR gabungan sekitar pukul 06.30 WIB.

“Korban ditemukan kurang lebih 1,5 kilometer dari TKP ia terseret ombak. Korban ditemukan tim SAR gabungan saat penyisiran,” katanya.

Suparno mengungkapkan, korban yang tengah bertamasya tersebut mencoba mencari hewan yutuk (Hippa adactyla Fabricius) atau undur-undur laut di sekitar pantai.

Baca juga: Awas! Badai Tropis “Man Yi” Picu Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

Namun menurut penuturan sejumlah saksi, korban berjalan terlalu ke tengah sehingga saat datang ombak besar dia terseret ke perairan dalam.

“Korban sempat ditolong oleh temannya yang sedang mencari yutuk bersama. Sempat berhasil diraih tangannya, namun terlepas lagi karena besarnya gelombang,” jelasnya.

Saat ini jasad korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

Menyikapi hal tersebut, Kapolres Kebumen Ajun Komisaris Besar Arief Bahtiar mengimbau masyarakat Kebumen yang akan berwisata ke pantai untuk lebih berhati-hati. Terlebih hingga beberapa hari ke depan BMKG telah merilis peringatan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa dan Yogyakarta.

“Sudah banyak korban jiwa meninggal karena terseret ganasnya ombak pantai selatan,” pungkasnya.

Badai Man-Yi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi kemunculan badai tropis "Man-Yi" di Samudera Pasifik utara Papua, Kamis (22/11/2018). Badai ini disebut bakal memicu gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap, Jawa Tengah, Rendi Krisnawan mengatakan, pusat badai memiliki tekanan 996 hektopascal dan kecepatan angin maksimum 40 knot. Badai tersebut bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 20 knot.

Sirkulasi Eddie terpantau di barat Sumatera dan Laut Arafuru serta terdapat pola tekanan rendah di Teluk Thailand dan Laut Sulu bagian utara.

“Badai ini dapat berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin yang cukup signifikan di beberapa wilayah,” kata Rendi.

Baca juga: Gelombang Tinggi, BMKG Imbau Nelayan Aceh Waspada

Selain badai tropis, angin timuran yang cukup konsisten dengan kecepatan 37 kilometer per jam (20 knot) juga terdapat di Laut Jawa bagian barat, Laut Natuna Utara, Laut Bali bagian timur, perairan utara Flores, dan Laut Sulawesi bagian barat.

“Dampak gelombang tinggi juga akan dirasakan oleh masyarakat di pesisir selatan Jawa dan Yogyakarta, gelombang diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter,” ujar dia.

Peringatan ini, kata Rendi, mulai berlaku sejak hari ini dan akan terus berlangsung hingga Selasa (27/11/2018) pekan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com