Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar Minta Timses Hentikan Lapor Melapor

Kompas.com - 15/11/2018, 14:24 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com — Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meminta tim dan relawan pemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin untuk terus membangun konsolidasi lapangan.

Konsolidasi dilakukan dengan multikomunitas demi lebih menggenjot kenaikan popularitas dan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf.

“Tim pemenangan baik struktur maupun simpatisan harus menjaga dan meningkatkan tren elektabilitas Pak Jokowi. Suasana kampanye ini sudah sangat kondusif dan produktif. Kita harus mampu menghilangkan kebiasaan kontraproduktif,” kata Dedi, Kamis (15/10/2018).

Dedi menyebutkan, berdasarkan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI), elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin berada angka 57,7 persen, unggul dari Prabowo-Sandi sebesar 28,6 persen. Hasil survei tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan.

Lebih lanjut Dedi meminta agar tim pemenangan menghentikan kegiatan lapor melapor kepada pihak kepolisian atau Bawaslu. Menurut dia, hal tersebut membuat kontraproduktif kinerja tim pemenangan. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Usulkan Buruh Korban PHK Masuk Program Keluarga Harapan

Kepolisian RI, kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat itu, tidak boleh disibukkan oleh hal-hal yang tidak perlu. Sebab, tidak semua laporan bisa ditindaklanjuti dalam rentang waktu kampanye Pilpres 2019 ini.

“Jangan menjadikan hukum sebagai bagian dari gimmick politik. Budaya lapor melapor ini tidak boleh menjadi upaya membangun eksistensi. Itu kertas kan sayang dibuangin,” katanya.

Dedi meminta agar semua yang dilakukan tim pemenangan bisa lebih produktif serta menjaga sikap. Sebab, usaha pemenangan di lapangan jauh lebih penting mengingat kemenangan akan diputuskan berdasarkan suara terbanyak, bukan dari laporan terbanyak kepada pihak berwajib.

“Untuk meningkatkan elektabilitas dengan margin nol koma itu enggak mudah. Jadi hemat saya, jangan merusak elektabilitas Pak Jokowi yang sudah mapan dengan pernyataan yang bikin ramai. Itu jelas merugikan, kalau enggak bisa dorong dengan hal positif lebih baik enggak usah ngomong,” ujarnya.

Dedi berharap, tim pemenangan terus-menerus menyampaikan hal positif berupa capaian Jokowi sebagai presiden petahana dalam berbagai aspek pembangunan bangsa. Menurut dia, konten pembangunan ini harus sampai ke ruang indra publik secara luas.

Dengan cara itu, dia menilai publik akan disodori konten berisi optimisme, bukan konten perseteruan dalil hukum.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Jokowi-Maruf Amin Pasti Menang Telak di Jawa Barat

 

Dedi memandang, cara ini lebih efektif untuk menyempurnakan kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Media itu gak usah dipenuhi gimmick politik dan hoaks. Semua stakeholder pemenangan fokus pada sosialisasi pembangunan. Prestasi Pak Jokowi harus sampai ke ruang publik,” ujar mantan Bupati Purwakarta dua periode ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com