Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Gus Sholah dan Kapolda Jatim Jelang Pilpres 2019

Kompas.com - 11/11/2018, 21:54 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid, meminta para elite politik dan seluruh elemen bangsa Indonesia bisa menahan diri, serta menjaga mulut dan jarinya.

Menurut dia, di tengah situasi politik menjelang Pemilu 2019 yang kian memanas, pernyataan atau ungkapan yang bisa memancing emosi harus dihindari.

Hal itu disampaikan Gus Sholah, sapaan akrabnya, saat pembukaan seminar nasional "Aktualisasi Resolusi Jihad untuk Persatuan Bangsa Menuju Pemilu Damai" di Pesantren Tebuireng, Minggu (11/11/2018).

"Kita semua berharap, bisa menjaga diri kita semua, terutama para pendukung kedua belah pihak yang harus bisa menjaga lisannya dan menjaga jarinya, supaya tidak menjadi huruf-huruf dan kalimat yang bisa memancing emosi," kata Gus Sholah.

Baca juga: Cak Imin Harap Hari Santri Jadi Momentum Jaga Persatuan di Tahun Politik

Sementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan meminta masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan peredaran informasi hoaks media sosial yang bisa merusak suasana jelang Pemilu 2019.

Ia mengingatkan agar seluruh elemen bangsa bersatu dan merapatkan barisan untuk meredam berbagai situasi tidak kondusif yang mungkin terjadi.

Apalagi, kata Luki, belakangan ini peredaran informasi hoaks melalui media sosial sangat marak dan dampaknya sangat luar biasa.

Konten hoaks yang beredar, kata dia, sebagian di antaranya terindikasi memiliki tujuan untuk memecah belah bangsa Indonesia.

Luki menjelaskan, Kepolisian mengapresiasi dan mendukung setiap kegiatan yang bertujuan mendinginkan suasana menjelang Pemilu.

Salah satunya, seperti yang dilaksanakan oleh Pesantren Tebuireng Jombang, Minggu (11/11/2018).

"Ini untuk meredam, menjaga, untuk mengajak rakyat Indonesia merapatkan diri dan tidak ikut-ikutan terpengaruh oleh berita-berita (hoaks) yang saat ini sudah sangat luar biasa ingin memecah belah melalui media sosial," kata Luki.

Baca juga: Tahun Politik, Pemerintah Diingatkan soal Political Budget Cycle

Luki berharap, forum-forum seperti ini juga dilaksanakan di pesantren lain atau kelompok masyarakat lainnya.

Seminar Nasional bertajuk "Aktualisasi Resolusi Jihad untuk Persatuan Bangsa Menuju Pemilu Damai" di Pesantren Tebuireng Jombang, digelar oleh Pusat Kajian Pemikiran KH. Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Acara itu menghadirkan Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan-Indonesia (PSIK-Indonesia), Yudi Latif, Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Seluruh Indonesia (IPIM), KH Ahmad Zahro, serta anggota KPU Jatim, Gogot Cahyo Baskoro, sebagai pembicara .

Ketua Umum IPIM, KH. Ahmad Zahro, dalam kesempatan itu mengajak para santri dan seluruh elemen umat Islam untuk tidak 'alergi' dengan kegiatan politik.

Keterlibatan dalam politik merupakan bentuk kepedulian terhadap agama dan negara.

Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu juga mengajak para santri dan seluruh elemen bangsa tetap tenang dan tidak larut dalam kegaduhan yang kerapkali muncul saat memasuki tahun politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com