Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Petugas ATC yang Tewas Saat Gempa Palu Dipindahkan ke TMP Panaikang

Kompas.com - 11/11/2018, 20:23 WIB
Hendra Cipto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Makam petugas Air Traffic Control (ATC) Airnav Indonesia, Anthonius Gunawan Agung (21), yang tewas setelah memandu pesawat Batik Air ID 6231dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, saat gempa besar melanda pada 28 September 2018, dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang, Makassar, Minggu (11/11/2018).

Sebelumnya, Agung dimakamkan Tempat Pemakaman Tionghoa, Khong Tiong Hwee, Pannara, Kecamatan Manggala.

Pemindahan makam Agung turut dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta para petugas Air Traffic Controller (ATC) Cabang Palu dan Makassar.

Bertindak sebagai Inspektur Upacara pada pemakaman tersebut Budi Karya Sumadi.

Baca juga: Petugas ATC yang Tewas Saat Gempa di Palu Sempat Lompat ke Luar Menara

Agung mendapatkan penghargaan Adikarya Dirgantara Pralabda dari Menteri Perhubungan serta penghormatan dari Presiden Joko Widodo untuk dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional.

Keputusan soal ini ditetapkan melalui Surat Menteri Sekretaris Negara Nomor: B.882/M.Sesneg/Setmilpres/GT.00/10/2018 perihal Pemakaman di Taman Makam Pahlawan.

“Pemindahan makam kami usulkan ke Presiden dan disetujui ditempatkan di TMP Panaikang, karena Almarhum Agung disebut sebagai pahlawan transportasi penerbangan yang menyelamatkan pesawat Batik Air dan seratusan penumpangnya dari bencana alam. Sedetik saja terlambat take off, pesawat itu bisa terdampak bencana. Tapi Almarhum tetap saja menjalankan tugasnya dan rela mengorbankan jiwanya, makanya diberi penghargaan tinggi oleh Presiden,” kata Budi.

Budi mengungkapkan, pemindahan makam Agung mendapat persetujuan dari keluarga terutama kedua orangtuanya.

“Tepat satu hari setelah kita memperingati Hari Pahlawan, hari ini kita bersama-sama mengantarkan salah satu pahlawan penerbangan yang gugur saat mengabdikan diri dalam memastikan keselamatan penerbangan. Kisah Agung bukan hanya menginspirasi Nusantara, dunia internasional turut berbela sungkawa khususnya bersama keluarga Almarhum Agung yang ditinggalkan,” kata Budi Karya.

Menhub mengatakan, kisah Agung harus menjadi pelecut bagi sektor penerbangan nasional untuk terus berkembang dan menjadikan keselamatan sebagai pondasi utama.

Seluruh stakeholder penerbangan nasional seharusnya menjadikan kisah Agung sebagai sumber semangat baru dalam menjaga keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia.

Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, mengatakan, sangat mengapresiasi penghargaan yang diberikan oleh pemerintah kepada Agung.

"Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden dan Bapak Menteri Perhubungan serta Bapak Menteri Sosial yang telah memberikan penghormatan kepada keluarga kami, Almarhum Agung. Dalam enam tahun perjalanan AirNav Indonesia, Almarhum Agung adalah keluarga pertama kami yang diberikan penghargaan untuk dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan bersama dengan para pahlawan negeri ini yang mendedikasikan hidupnya bagi bangsa dan negara,” ujar Novie.

Seperti diberitakan, saat gempa terjadi, Agung tidak meninggalkan tower radar ATC di Bandara Mutiara Sis Al Jufrie saat gempabumi berkekuatan 7,4 SR mengguncang Donggala dan menimbulkan tsunami.

Almarhum Agung terus memandu pesawat Batik Air membawa seratusan penumpangnya hingga lepas landas dari Bandara Palu menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.

Agung tewas saat tower radar ambruk bersama dirinya. Sementara, rekan-rekannya telah lebih dulu turun dan keluar dari tower radar ATC.

Agung, yang mengalami patah pada beberapa bagian tulang tubuhnya, sempat dilarikan ke rumah sakit di Palu dan kemudian dirujuk ke rumah sakit di Balikpapan, Kalimantan Timur dengan diangkut menggunakan helikopter.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: #PrayForPalu #PrayForDonggala

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com