KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan 5,2 skala richter mengguncang wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Rabu (7/11/2018).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa tersebut terjadi Rabu pukul 16.42 WIB.
Titik pusat gempa berada di 9 kilometer sebelah tenggara Mamasa, Sulbar, dengan kedalaman 11 kilometer. Menurut BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sejak Sabtu (3/11/2018), gempa telah mengguncang Mamasa dan sekitarnya.
Berikut dampak dan fakta saat Mamasa diguncang gempa dalam sepekan terakhir.
1. Gempa 4,7 SR di hari Sabtu
Belasan siswi di Mamasa, Sulawesi Barat, pingsan karena panik dan ketakutan saat gempa berkekuatan magnitudo 4,7 mengguncang Mamasa dan terasa hingga ruangan kelas, Sabtu (3/11/2018).
Saat gempa mengguncang, para siswa sedang belajar di dalam kelas.
Para guru dan siswa lainnta segera membawa para siswa yang pingsan ke ruang unit kesehatan sekolah (UKS) dan ke Puskesmas Mamasa.
Mereka umumnya mengalami sesak napas dan kejang-kejang. Gempa yang berlangsung hitungan detik tersebut menggoyang-goyangkan ruangan hingga dinding gedung sekolah retak.
Kaca-kaca jendela kelas bergetar dan sejumlah ornamen sekolah, seperti pot di halaman berjatuhan. Siswa pun berlarian ke luar bangunan sekolah.
“Ada sekitar 12 siswa yang dilarikan ke rumah sakit karena ketakutan saat gempa hingga pingsan,” kata Jefri, siswa SMA Negeri 1 Mamasa, Sabtu (3/11/2018).
Baca Juga: Mamasa Kembali Diguncang Gempa, Warga Berhamburan Keluar Rumah
2. Gempa susulan merusak bangunan
Hingga Minggu (4/11/2018) pagi, warga di Mamasa diguncang 10 kali gempa. Dua gempa di antaranya terasa sangat kuat dan membuat rusak sejumlah bangunan.
Gempa pada Minggu pukul 5.30 Wita, geterannya cukup keras hingga terasa di berbagai daerah kabupaten di Sulawesi Barat, seperti Mamasa, Polewali Mandar, Majen, hingga Kota Mamuju.