Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Remaja Mabuk Rebusan Pembalut, Kepala Dinas Terkejut

Kompas.com - 09/11/2018, 20:16 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Lutful, mengaku terkejut dengan ditemukannya kasus remaja yang teler dengan menyalahgunakan rebusan pembalut.

Sebagai instansi pemerintah yang bertugas mengurus anak jalanan, Lutful mengaku belum pernah sekalipun menemui kasus tersebut di Kudus.

"Sungguh ironis. Kami terkejut karena kasus ini tergolong baru bagi kami. Sampai saat ini, belum ada temuan dari kami," kata Lutful saat dikonfirmasi, Jumat (9/11/2018).

Untuk mengetahui detail temuan kasus yang tak lazim itu, pihaknya akan segera menerjunkan tim internal untuk mencari informasi.

"Selama kami melakukan razia anak jalanan, sangat jarang mereka ditemukan dalam keadaan mabuk," katanya.

Baca juga: Remaja Mabuk Pembalut Bekas Ambil Buangan dari Tempat Sampah

Selebihnya, lanjut Lutful, mereka yang terjaring razia langsung ditempatkan di rumah singgah tanpa ada interogasi mendalam terkait aktivitasnya. Di dalam rumah singgah, mereka akan didata lalu dipulangkan ke rumah mereka masing-masing.

"Anak jalanan yang asli Kudus langsung saya kontak ke kepala desanya untuk dijemput. Untuk yang luar kudus, keesokan hari dipulangkan," kata Lutful.

Baginya, temuan kasus mabuk dengan air rebusan pembalut cukup aneh. Menurut Lutful,  selama ini kenekatan anak jalanan yang pernah ditemui yaitu mengonsumsi obat batuk melebihi dosis, menghirup lem atau mengoplos miras dengan losion anti nyamuk.

"Kami akan berupaya semaksimal mungkin melakukan sosialisasi kepada para anak jalanan," ungkapnya.

Baca juga: Kerap Dipakai Fly, Dinkes Cek Kandungan Air Rebusan Pembalut

 Sebelumnya diberitakan, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah menangkap sejumlah remaja yang tengah mabuk rebusan pembalut di wilayah Pantura di Kudus, Jawa Tengah.

"Iya benar, beberapa remaja yang mabuk rebusan pembalut tertangkap BNNP Jateng di Kudus. Namun mereka tercatat sebagai warga Purwodadi, Grobogan," kata Kepala Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kudus, Jawa Tengah, AKP Sukadi, Jumat.

Sukadi menuturkan, para pelaku yang tertangkap merupakan anak jalanan yang dalam keseharian menjalankan rutinitas di jalanan Pantura.

"Anak-anak jalanan lebih rentan melakukan aktivitas yang tidak mendidik," ujarnya.

Baca juga: Hendak Perkosa Anak di Bawah Umur, Alam Tewas di Tangan Ayah Korban

Fenomena mabuk menggunakan rebusan pembalut yang ramai jadi perbincangan akhir-akhir ini, lanjut dia, adalah kasus terbaru yang belum pernah ditemukan oleh polisi di Kudus.

Oleh karena itu, Polres Kudus akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi di wilayah hukumnya.

"Selama ini tidak ada kasus nge-fly rebusan pembalut di Kudus. Kemungkinan yang tertangkap, mabuknya di daerah lain, namun tertangkap di Kudus. Kami akan terus gencarkan sosialisasi kepada masyarakat dan sekolahan. Untuk anak jalanan, Sat Sabhara diimbau rutin berpatroli dan bersosialisasi," pungkas Sukadi.

Baca juga: Jokowi: Sering Nakut-nakuti Masyarakat, Itu Namanya Politik Genderuwo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com