Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur Diusulkan Jadi Nama Jalan Baru di Karawang

Kompas.com - 07/11/2018, 11:38 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Karawang mengusulkan Jalan baru Karawang diusulkan menjadi Jalan Kiai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Ketua PCNU Karawang Ahmad Ruhyat mengatakan, usulan tersebut karena pembebasan tanah jalan itu menggunakan APBN di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Jalan baru Karawang dari saat itu namanya begitu-begitu saja. Karena pembebasan lahan menggunakan APBN pada masa Gus Dur (sapaan akrab Abdurrahman Wahid), PCNU mengusulkan diberi nama Jalan Kiai haji Abdurahman Wahid," ungkap saat sambutan dalam acara Pelangi Nusantara di Plaza Kantor Pemkab Karawang, Selasa (6/11/2018) malam.

Pria yang kerap disapa Kiai Iyan ini mengaku telah berkomunikasi dengan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana perihal usul tersebut. Di hadapan para hadirin, Uyan pun meminta persetujuan.

"Saya tanya saudara-saudara setuju tidak?" tanyanya.

Jika disetujui, kata dia, keluarga Gus Dur akan hadir dalam peresmian jalan tersebut. Ia pun mengaku telah mengutarakan niatan tersebut langsung kepada Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid. Bahkan Uyan pun mengaku akan mengundang Gus Mus.

"Kalau nanti jalan ini diresmikan keluarga Gus Dur hadir semua. Termasuk yang bungsu, Inayah Wahid," katanya.

Baca juga: 6 Nama Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tak Ada Soeharto dan Gus Dur

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan akan berbicara dengan berbagai pemangku kepentingan terkait perihal usulan ketua PCNU Karawang itu.

"Sangat mungkin sekali. Karena terkait kebijakan, akan kami bicarakan dulu dengan semua stakeholder. Jika sebagian besar iya, kami akan mengundang keluarga almarhum tercinta saat peresmian," tambahnya.

Bawa kenangan Gus Dur

Salah satu putri Gus Dur, Yenny Wahid, mengapresiasi usulan tersebut. Menurutnya, menjadi suatu kehormatan nama ayahnya, Abdurrahman Wahid, disematkan sebagai nama jalan di Karawang.

"Kami merasa terhormat kalau ada aspirasi seperti itu dari masyarakat Karawang. Keluarga berterima kasih atas aspirasi masyarakat tersebut," katanya saat memberikan wejangan dalam acara Pelangi Nusantara di Plaza Kantor Pemkab Karawang, Selasa (6/11/2018) malam.

Yenny pun mengaku membawa kenangan Gus Dur kecil saat datang ke Karawang. Yenny bercerita, setelah kakeknya, Wahid Hasyim meninggal, neneknya, Siti Solehah harus menghidupi anak-anaknya yang masih kecil. Salah satu usahanya adalah berjualan beras.

"Nah, berasnya ngambil dari Karawang. Jadi Gus Dur kecil suka naik truk dari Karawang bawa beras ke Jakarta. Jadi, saya ke Karawang membawa sejuta perasaan," ungkapnya.

Dalam acara yang bertemakan "Budaya Lintas Iman Mengukuhkan Persaudaraan Kebangsaan" itu, Yenny Wahid mengungkapkan, saat Raja Salman Abdul Aziz berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan sejumlah pemuka agama menyampaikan bahwa Indonesia dipuji negara lain karena kerukunan antar-umat beragamanya.

"Kita sangat dihargai di luar negeri, tapi di dalam negeri kita sia-siakan. Kita sibuk berebut sendiri, berebut apa? Tidak jelas. Ini yang harus kita camkan," katanya.

Baca juga: Fakta Pertemuan Maruf Amin dengan Sejumlah Tokoh: Minta Restu Istri Gus Dur hingga Pesan Buya Syafii

Indonesia, tambahnya, memiliki Pancasila yang tidak dipunyai negara lain. Oleh karena itu, Yenny mengajak bangsa Indonesia untuk mensyukuri nikmat.

"Saat ini banyak orang yang kufur nikmat. Tidak mengerti mereka yang diberikan nikmat yang luar biasa. Tetapi nikmat itu malah disia-siakan. Salah satu nikmat yang diberikan kepada umat manusia adalah keragaman. Enggak ada manusia itu diciptakan satu jenis, satu suku, satu bangsa, satu agama. Tetapi berbagai suku dan agama," katanya.

Saat lawatan ke luar negeri, Yenny pun mengaku kerap ditanya apa resep Indonesia dalam mengelola keragaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com