Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Musim Hujan, Ini Daerah Rawan Longsor dan Banjir di Boyolali

Kompas.com - 06/11/2018, 20:29 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BOYOLALI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali telah memetakan beberapa daerah di Boyolali yang rawan longsor dan banjir saat musim hujan tiba.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, dari perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan tinggi baru akan terjadi pada Minggu ketiga November.

Meski demikian, pihaknya mengaku talah melakukan persiapan menghadapi musim hujan.

"Kita sejak jauh hari sudah melakukan persiapan. Seperti peratalan dan memetakan daerah rawan longsor dan banjir," kata Bambang, kepada Kompas.com, Selasa (6/11/2018).

Baca juga: Dua Warga Tewas Akibat Banjir Bandang di Tasikmalaya Selatan

Bambang menyebut, daerah rawan longsor di Kabupaten Boyolali yang telah dipetakan itu antara lain Selo dan Ampel. Sedang daerah rawan banjir antara lain, Banyudono, Teras, Sambi dan Ngemplak.

"Kita sudah perintahkan kepada kecamatan dan kelurahan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi banjir. Seperti tidak membuang sampah sembarang terutama di sungai," kata dia.

Bambang mengatakan, pihaknya juga akan menggelar rapat koordinasi dengan berbagai pihak guna persiapan menghadapi musim hujan.

Rapat koordinasi tersebut sebagai tindak lanjut adanya surat yang diterima dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Baru saja kami menerima surat dari Gubernur Jateng untuk persiapan musim hujan. Minggu depan kita akan melakukan rapat," ujar dia.

Bambang menyebut, semua peralatan yang dimilikinya saat ini sudah siap untuk digunakan apabila terjadi bencana longsor maupun banjir. Adapun peralatan itu antara lain perahu, jas hujan, senso (mesin gergaji rantai) dan lainnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meminta masyarakat mewaspadai peningkatan curah hujan di sejumlah provinsi, termasuk di DKI Jakarta, yang diprediksi dimulai Senin (5/11/2018) hingga Jumat (9/11/2018) mendatang.

"Konsentrasi curah hujan meluas ke wilayah Jawa disebabkan adanya perlambatan dan area pertemuan angin yang memanjang dari Jawa bagian timur hingga barat sehingga meningkatkan kelembapan udara di wilayah Jawa," kata Deputi Bidang Meterologi BMKG Mulyono R Prabowo dalam siaran pers, Senin (5/11/2018).

Baca juga: BMKG: Curah Hujan Meningkat, Lokasi Ini Harap Waspada

Prabowo meminta masyarakat waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Menurut Prabowo, potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi di Indonesia, termasuk di Pulau Jawa dalam beberapa hari ke depan.

Prabowo mengatakan, sejumlah provinsi yang diprediksi mengalami peningkatan curah hujan adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, dan Lampung di Pulau Sumatera.

Sementara itu, di Pulau Jawa ada Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur yang mengalami peningkatan curah hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com