Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Aksi Protes "Tampang Boyolali", Ketua DPRD: Kegiatan itu Murni Tidak Ada Muatan Politik

Kompas.com - 06/11/2018, 18:41 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi


BOYOLALI, KOMPAS.com - Bupati Boyolali Seno Samodro dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas tuduhan keberpihakan Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden, sehingga menguntungkan pihak tersebut sekaligus merugikan pihak lainnya.

Bupati Seno juga dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri karena telah melontarkan kalimat-kalimat yang menghina calon presiden no urut 02 Prabowo Subianto.

Menanggapi laporan itu, Ketua DPRD Kabupaten Boyolali sekaligus koordinator aksi S Paryanto mengaku telah mendengar bahwa aksi protes warga Boyolali atas pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dilaporkan ke Bawaslu dan kepolisian.

"Iya, yang kami dengar seperti itu (dilaporkan ke Bawaslu dan kepolisian)," kata Paryanto ditemui di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (6/11/2018).

Meskipun demikian, Paryanto mengatakan, pihaknya masih menunggu respon Bawaslu dan kepolisian sebagai pihak yang dilapori oleh tim Advokat Pendukung Prabowo atas polemik tersebut.

"Kami akan menunggu nanti responnya seperti apa dari pihak yang dilapori, tentunya dari penyelenggara pengawas pemilu dan kepolisian. Kami akan sikapi hal itu. Nanti akan kami lalui proses dan prosedurnya seperti apa. Namanya juga aturan dan regulasi yang harus diikuti semua," jelas dia.

Baca juga: Bawaslu Masih Kaji Dugaan Pelanggaran Pemilu Bupati Boyolali

"Misalnya, Pak Bupati dilaporkan. Dia hadir juga sebagai Bupati sebagai wakil masyarakat dan termasuk tokoh masyarakat. Bahkan, kami juga disebut sebagai Ketua DPRD dan sebagainya. Tidak kami pungkiri karena kami hadir dimana pun ya tergantung dalam momen acara itu. Kami atas nama wakil rakyat," beber Paryanto.

Paryanto kembali menegaskan, bahwa aksi protes tersebut bentuk riil gerakan masyarakat untuk menyikapi pidato Prabowo yang telah menyinggung dan melukai hati serta harga diri bagi masyarakat Boyolali. Sehingga, secara spontan masyarakat melakukan aksi protes tersebut.

"Kami memang ikut di dalamnya atas nama wakil rakyat karena ketika masyarakat seperti itu kami harus bisa melihat di lapangan. Sehingga yang perlu kami garis bawahi adalah kegiatan itu murni tidak ada muatan politik apa pun," tegas dia.

Disinggung terkait tudingan mobilisasi ASN, Paryanto mengatakan, tudingan itu merupakan hal wajar apalagi dalam nuansa tahun politik. Namun, pihaknya tetap akan menyikapinya secara dewasa.

"Boleh-boleh saja orang bersikap. Karena kami bisa memahami aksi demo yang dilakukan itu pasti juga terjadi pro dan kontra. Ada yang pro ada yang kontra. Paling penting aksi itu ending-nya tidak ada kegiatan negatif," ungkapnya.

Baca juga: Guyon Tampang Boyolali, Prabowo Dinilai Kurang Paham Budaya Timur

Terpisah, ketika didatangi ke rumah dinasnya, Bupati Boyolali sedang dinas ke luar kota. Hal itu dibenarkan oleh salah seorang petugas yang menjaga rumah dinas bupati.

"Bapak (Bupati Seno) sedang tindak (pergi) ke Jakarta," kata Darsono.

Menurut Darsono, Bupati Boyolali tersebut berangkat ke Jakarta Selasa (6/11/2018) sekitar pukul 10.30 WIB didampingi oleh ajudannya. Namun dalam rangka apa, Darsono mengaku tidak tahu.

Seperti diberitakan, pendukung Prabowo melaporkan Bupati Boyolali Seno Samodro ke Bawaslu.

Mereka menuding Seno tak netral karena telah menyerukan kepada masyarakat Boyolali untuk tidak memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilu 2019.

"Sehubungan dengan adanya pengerahan massa di Gedung Balai Sidang Mahesa yang terjadi Kabupaten Boyolali, yang diduga dilakukan Bupati Boyolali, Seno Samodro, dengan menyerukan agar tak memilih bapak Prabowo dalam Pilpres 2019," kata kuasa hukum advokat pendukung Prabowo Hanfi Fajri di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).

Selain itu, Hanfi menuding Seno telah melontarkan kalimat-kalimat yang menghina Prabowo dan bernada provokatif, sehingga dapat merugikan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 tersebut.

Kompas TV Apa maksud dari Prabowo Subianto sampai menyebut Tampang Boyolali yang akhirnya menjadi polemik di masyarakat. Kenapa kedua pasangan capres-cawapres lebih memilih saling sindir dan bukan lebih memilih menyampaikan visi misi yang jelas ke masyarakat? Simak bahasannya bersama juru bicara Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, Direktur Bidang Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Lukman Edy, serta analis komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah Gun Gun Haryanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com