KENDAL, KOMPAS.com- Suara tangis langsung terdengar ketika mobil ambulans yang membawa jenasah AKBP Mito, salah seorang penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, tiba di rumah di Dusun Rejomulyo RT 10 RW 3, Desa Sidomulyo, Kecamatan Cepiring, Kendal Jawa Tengah, Selasa (6/11) sore.
Bahkan ibu korban Suminah dan istri korban Dian Anindita, sempat menangis histeris sebelum ditenangkan oleh kerabatnya.
Menurut Irwandi (47), salah satu saudara korban, AKBP Mito sering pulang ke rumah orang tuanya. Ketika berada di kampung, korban bergaul dengan teman-teman masa kecilnya.
“Ia tidak seperti pejabat. Ketika di kampung, ya, seperti orang kampung,” ujarnya.
Baca juga: Penghormatan Terakhir untuk AKBP Mito, Korban Lion Air JT 610...
Irwandi mengaku Mito orangnya baik dan selalu membantu kegiatan kampung meskipun sudah tidak tinggal di rumah orang tuanya.
“Kalau ada pembangunan mesjid atau mushalla, ia membantu. Demikian juga dengan kegiatan remaja. Ia orangnya ramah. Mungkin karena dia berasal dari keluarga sederhana,” tambahnya.
Apa yang dikatakan oleh Irwandi, diakui juga oleh Suparman (44). Warga Pegandon Kendal ini, mengaku kenal dengan Mito lewat Facebook. Suparman mengatakan kalau Mito sangat ramah.
“Saya kenal lewat Facebook. Tapi setiap dia pulang kampung, saya dikasih kabar, kemudian bertemu. Ia ramah,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Kendal, AKBP Adiwijaya yang ikut mengawal jenazah korban mengatakan, almarhum akan dimakamkan pada Rabu (7/11/2018).
Jenazah AKBP MIto dimakamkan di makam desa setempat dengan tata cara prosesi pemakaman kepolisian.
“Almarhum satu angkatan waktu di PTIK,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.