Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Tempat Sampah Jadi Alat Katakan Cinta...

Kompas.com - 06/11/2018, 17:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Katakan cinta dengan bunga, pepatah ini pastilah sudah tak asing lagi. Namun, bagaimana jika bunga tersebut dibuat sendiri dengan kesadaran akan lingkungan pula.

Itulah yang dilakukan Andini Wahyu Nur Izzati (24), Diana Nurindrasari (24) dan Rizki Valentina Semi Wilujeng (24), tiga perempuan muda asal Malang, Jawa Timur.

Baca juga: Komunitas Reparasih, Pembuat Buket Bunga dari Sampah Plastik

Ketiga perempuan kreatif tersebut awalnya membuat komunitas Reparsih atau Recycle Pangkal Rapi dan Bersih dengan tujuan mengurangi sampah plastik dengan mengubahnya menjadi hasil kerajinan berupa buket bunga dan quilling paper.

"Kami bikin buket bunga dan quilling paper berbahan dasar sampah plastik dan kertas, yang merupakan salah satu bentuk usaha kami untuk mengurangi sampah kering," ujar Andini saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/11/2018).

Komunitas Reparsih menyadari, sampah plastik tak bisa terurai dalam waktu singkat. Hal ini membuat lingkungan alam terancam dan tentu saja berbahaya bagi kesehatan manusia.

Dari sampah plastik

Sama-sama memiliki hobi crafting atau seni kerajinan tangan, ketiga perempuan tersebut sering berjumpa dan saling bertukar ide. Lalu mereka pun memutuskan bersama-sama mengikuti kompetisi Socialpreneur Muda Indonesia (Soprema) dengan kategori ekonomi kreatif.

Saat itulah mereka menemukan ide untuk mengolah sampah plastik yang ada disekitar mereka.

"Bikin crafting yang memanfaatkan sampah plastik dan kertas yang diambil dari rumah kami masing-masing. Jadi, kami berusaha memilah sampah dari rumah kami, dikumpulkan, dijadikan buket bunga dan quiling paper," kata Andini.

Baca juga: Sriwijaya Air Sebut Kargo Durian yang Diprotes Penumpang Hanya 2 Ton dan Diangkut Sesuai Prosedur

Lalu, untuk figura quiling paper, mereka memanfaatkan kardus bekas.

"Kami membuat figura quiling paper-nya memanfaatkan kardus bekas. Karena kami pikir jumlah sampah itu sangat melimpah dan sebenarnya tidak perlu dibuang kalau dipilah dengan benar," ujar Andini.

Sampah plastik berkurang, pendapatan bertambah 

Dalam sebulan, Reparasih mendapatkan pemasukan Rp 500.000 dari penjualan produk mereka. Sebagian besar produk mereka dipesan untuk acara ulang tahun, hadiah wisuda, dan hadiah pernikahan.

Selain itu, Komunitas Reparasih juga mengajak orang-orang di media sosial untuk mengampanyekan pengurangan penggunaan kantong plastik.

"Kami menyampaikan kepada followers bahwa sebenarnya kantong plastik itu tidak akan pernah terurai. Itu hanya akan menjadi mikroplastik yang akan tercampur dengan air yang kami gunakan," ujar Andini.

Baca juga: Puluhan Peserta Tes CPNS Madiun Kedapatan Simpan Jimat Dalam Bra dan Celana Dalam

Menurut dia, Komunitas Reparasih juga menjelaskan secara singkat bahaya sampah plastik. Sebanyak 85 persen air yang kita gunakan selama ini sudah terkontaminasi dengan sampah plastik.

Andini menjelaskan juga tentang bahaya dari sampah makanan (organik) yang tercampur dalam sampah non organik.

Penasaran?

Anda dapat melihat produk-produk yang dihasilkan di akun Instagram Recycle Pangkal Rapi & Bersih, @reparasih.

Sumber: KOMPAS.com (Retia Kartika Dewi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com