Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sriwijaya Air Sebut Kargo Durian yang Diprotes Penumpang Hanya 2 Ton dan Diangkut Sesuai Prosedur

Kompas.com - 06/11/2018, 16:15 WIB
Firmansyah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BENGKULU, KOMPAS.com - Sejumlah penumpang Sriwijaya Air 091 tujuan Bengkulu-Jakarta protes karena maskapai membawa sekitar 2 ton durian di kargo pesawat, Senin (5/11/2018).

Kericuhan di Bandara Fatmawati sempat terjadi dan diabadikan sejumlah penumpang lain dan viral di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Manajer Sriwijaya Air Bengkulu, Abdul Rahim didampingi Kepala Bandara Fatmawati, Anies Wardhana, Selasa (6/10/2018), memberikan keterangan resmi.

Baca juga: Viral Penumpang Menolak Terbang karena Pesawat Angkut Durian, Ini Kata Sriwijaya Air

Menurut Abdul Rahim, mekanisme penangkutan durian tersebut sebenarnya sudah sesuai prosedur.

"Berita bahwa kami mengangkut tiga ton durian itu tidak benar. Itu sudah termasuk semua bagasi dan kargo, berat durian hanya 2,025 ton," kata Abdul Hakim.

Durian telah dikemas sesuai peraturan yang ada dan diletakkan di dalam bagasi. Hal tersebut tidak dilarang dan tidak membahayakan penerbangan.

Hal ini diamini Kepala Bandara Fatmawati, Anies Wardhana. Menurut dia, mengangkut durian di kargo dibolehkan namun dikemas dengan baik agar tidak mengganggu keselamatan penerbangan.

"Di kargo boleh bawa durian tidak membahayakan penerbangan. Namun, kasus kemarin itu mengganggu kenyamanan penumpang lain," ujar Anies.

Baca juga: Pesawat Rusak, Penumpang Sriwijaya Air Terlantar di Bandara Makassar

Menurut dia, pihak Kementerian Perhubungan akan melakukan evaluasi atas insiden tersebut.

Menurut dia, Sriwijaya memang membolehkan pengangkutan durian ini untuk memperkuat penjualan hasil perkebunan dari Bengkulu, termasuk durian.

Abdul Rahim menambahkan, sebagai tindakan korektif, langsung melakukan off load dan pesawat segera terbang.

"Kami tidak akan menerbangkan pesawat, apabila pesawat tersebut tidak layak dan membahayakan seluruh penumpang dan kru," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com