Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gizi Buruk Balita Tak Melulu Akibat Kemiskinan, Ini Penyebab Utamanya

Kompas.com - 02/11/2018, 18:30 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Masalah gizi buruk balita menjadi momok bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan di Jawa Timur dalam lima tahun terakhir, walaupun tren kasusnya menurun. Daerah ini masuk 10 daerah dengan kasus gizi buruk tertinggi di Jawa Timur. 

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan mencatat sepanjang 2017 terdapat 332 kasus gizi buruk balita di Magetan, sementara hingga Oktober 2018 jumlahnya turun jadi 252 kasus. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Imam Suwarso mengatakan, saat ini persoalan gizi buruk balita bukan lagi akibat persoalan kemiskinan, akan tetapi lebih kepada ketidaktahuan orangtua mengenai kebutuhan gizi balita. 

“Dalam 5 tahun terakhir penyebabnya bergeser bukan lagi karena kemiskinan, tetapi karena kurangnya pengetahuan orangtua terhadap gizi,” ujarnya, Jumat (02/11/2018).

Baca juga: Pasca-KLB Gizi Buruk, Pemkab Asmat Gandeng UGM Tingkatkan Mutu SDM

Untuk itu, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan terus berupaya melakukan berbagai macam hal untuk menurunkan angka penderita gizi buruk balita. Salah satunya melalui edukasi, yakni berupa pendampingan ibu hamil dan menyusui. 

Diharapkan Imam dengan cara ini, jumlah penderita gizi buruk pada balita pada tahun ini dapat ditekan, dan pada tahun depan juga jumlah penderitanya bisa lebih kecil dibanding tahun ini. 

 

Imam menambahkan, pihaknya tak hanya menghadapi tingginya kasus gizi buruk balita, tetapi juga menghadapi naiknya kasus obesitas pada balita atau kasus gizi ganda. Namun, lanjut Imam, angka penderitanya masih kecil. 

“Penyebabnya bisa kemapanan (ekonomi), bisa karena pola makan anak yang tidak sesuai dan tidak diberikan asi,” pungkas Imam.

Baca juga: Kurus, Gizi Buruk, Stunting: Wajah Ngeri Anak Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com