Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Dugaan Pelecehan di RS Soetomo, Pasien Telanjang Beredar di Grup WA Dokter hingga Bantahan Rumah Sakit

Kompas.com - 31/10/2018, 11:36 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus dugaan pelecehan dilaporkan oleh seorang pasien di Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya.

Pasien yang berinisial ANA melaporkan oknum dokter ke polisi karena diduga telah memaksa untuk membuka baju dan memotretnya dengan ponsel.

Menurut kuasa hukum ANA, foto jepretan dokter tersebut disebar ke grup WhatsApp dokter tersebut.

Sementara itu, pihak rumah sakit membantah telah terjadi dugaan pelecehan.

Berikut ini sejumlah fakta terkait kasus dugaan pelecehan terhadap ANA.

1. Diduga dipaksa untuk membuka baju oleh oknum dokter jaga

Ilustrasi pelecehan seksualthodonal Ilustrasi pelecehan seksual

Kuasa hukum ANA, Tengku Mochtar Djohansyah, mengatakan, pada hari Rabu (24/10/2018), kliennya mengalami kecelakaan di perempatan Jalan Panglima Sudirman, Surabaya.

Saat itu ANA segera dilarikan ke RS Soetomo untuk dirawat. Dalam kondisi terluka dan setengah sadar tersebut diduga telah terjadi pelecehan oleh oknum dokter jaga.

"Pasien dipaksa membuka baju lalu difoto oleh dokter pria yang menangani. Pasien sempat menolak, kondisinya lemah akhirnya pasien itu terpaksa dibuka bajunya," kata Tengku Mochtar Djohansyah, kuasa hukum keluarga pasien, saat dikonfirmasi, Selasa (30/10/2018).

Atas tindakan tersebut, ANA dan keluarga merasa keberatan dan melaporkannya ke polisi.

Baca Juga: Telanjangi dan Foto Pasien Wanita, Dokter di Surabaya Dilaporkan ke Polisi

2. Diduga foto disebarkan ke grup WhatsApp

Ilustrasi media sosialViewApart Ilustrasi media sosial

Setelah mendapat laporan kasus dugaan pelecehan di RS Soetomo, polisi segera melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengatakan sudah memproses laporan tersebut.

"Kemarin sudah gelar perkara, statusnya dari penyelidikan kita tingkatkan menjadi penyidikan," jelasnya.

Pihaknya masih terus mendalami motif kasus tersebut, dengan memeriksa sejumlah saksi, termasuk saksi ahli dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com