Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Dua Djumain Bersaing pada Pilkades di Malang

Kompas.com - 30/10/2018, 18:45 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pemilihan kepala desa di Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang menjadi sorotan. Sebab, dua kandidat calon kepala desa yang bersaing memiliki nama yang sama, yakni Djumain.

Bedanya, calon kepala desa nomor 1 memiliki gelar Sarjana Ekonomi (SE) yang disematkan di akhir nama. Sedangkan calon kepala desa nomor urut 2 hanya Djumain tanpa gelar akademis.

Secara perawakan, kedua calon kepala desa itu juga memiliki kemiripan. Keduanya memiliki kumis yang tebal.

Usia calon kepala desa yang akan bertarung itu juga sama. Keduanya lahir di bulan dan tahun yang sama. Hanya berbeda di tanggal lahir. Calon nomor urut 1 Djumain, SE lahir pada 14 Desember 1957. Sedangkan calon nomor urut 2 Djumain lahir pada 20 Desember 1957.

Supaya pemilih tidak kesulitan dalam membedakan kedua kandidat itu, panitia pilkades menyepakati masing - masing dari keduanya memakai pakaian yang berbeda untuk surat suara.

Baca juga: Taruhan Pilkades, 3 Kakek Ditangkap Polisi di Magelang

Djumain, SE yang merupakan calon kepala desa nomor 1 memakai pakaian resmi, berjas hitam dengan kopiah hitam. Sementara, Djumain nomor urut 2 memakai blangkon dan baju adat.

"Supaya ada perbedaan bagi pemilih. Karena sekilas kalau saya lihat wajahnya hampir sama pakai kumis. Namanya sama. Bahkan, kelahiran tahunnya sama 1957. Cuma beda tanggalnya mungkin," kata Djumain nomor urut 2, Selasa (30/10/2018).

Sebenarnya, ada tiga calon kepala desa yang awalnya mendaftar. Namun, saat penetapan dan pengambilan nomor urut, hanya tersisa dua orang, yakni calon kepala desa yang sama - sama bernama Djumain.

"Awal pendaftaran ada tiga. Panitia kan sudah mengundang pada tiga bakal calon untuk pengambilan nomor. Akhirnya yang satu mencabut," katanya.

Akan ada 4.219 pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya di desa itu pada pilkades serentak pada 11 Nopember 2018 nanti.

Djumain mengatakan, pemilih tidak hanya melihat dari nama dan wajah. Melainkan pemilih akan melihat track record masing - masing calon dalam menentukan pilihan.

"Dilihat kepribadiannya, karakter atau sikap-sikapnya. Pilkades itu tidak hanya melihat wajah dan bentuk rupanya tapi latar belakang dan banyak sekali kalau pilkades," katanya.

Sementara itu, Djumain SE, nomor urut 1 mengatakan, dirinya dan kandidat satunya sudah banyak dikenal oleh masyarakat sehingga masyarakat tidak akan salah pilih.

"Jadi jelas masyarakat tidak asing lagi. Kecuali masyarakat pendatang baru. Saya juga sering melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, tahlil di masing - masing lingkungan," katanya.

Kedua kandidat itu dipastikan akan bersaing ketat. Selain memiliki kesamaan nama dan tahun lahir, kedua kandidat juga memiliki track record yang bisa diandalkan.

Djumain SE nomor urut 1 merupakan pensiunan pegawai Perum Jasa Tirta yang kini menjadi pedagang sapi dan Ketua RW 04 sejak tahun 2007.

Sedangkan Djumain nomor urut 2 merupakan mantan kepala desa dua periode. Sejak tahun 2002 hingga 2012, yang kini kembali mencalonkan diri.

Kompas TV Dendam Akibat Pilkades, 2 Warga Berkelahi Hingga Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com