Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penantian Ibu Pramugari Citra Novita yang Enggan Nonton TV

Kompas.com - 30/10/2018, 17:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Puji Lestari (48), ibunda pramugrari Lion Air JT 610 Citra Novita Anggelia Putri (26) sudah terlihat lebih tegar dibanding kemarin, atau sesaat setelah menerima informasi bahwa pesawat yang ditumpangi anaknya mengalami kecelakaan, Senin (29/10/2018).

Puji bersedia menemui tamu yang datang silih berganti menyampaikan rasa simpati kepadanya. Meski kepiluan yang mendalam tak mampu ditutupi dari raut wajahnya. Matanya terlihat sembab.

"Terimakasih doa semuanya," ucap Puji singkat, kepada awak media yang menyambanginya kediamannya diDusun Bayanan Wetan, Desa Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Selasa (30/10/2018).

Baca juga: 2 Hari Lalu, Pramugrari Lion Air JT 610 Citra Novita Minta Dibelikan Kasur Baru

Puji dan keluarga masih enggan memastikan jika Citra meninggal dunia sebelum mendengar informasi dari pihak berwenang, dan dari ayahanda Citra, Bambang Subagyo, yang saat ini berada di Jakarta.

Wanita itu tidak ingin semakin terguncang melihat informasi terkait kecelakaan pesawat rute Cengkareng-Pangkal Pinang itu di televisi maupun media sosial.

"Sampai sekarang saya enggak mau nonton tivi, engga mau lihat HP. Saya mau dengar kabarnya hanya dari yang berwenang dan Bapak (ayah Citra)," ungkap Puji.

Puji mengenang putri bungsunya itu memang sangat dengannya. Gadis kelahiran 6 November 1992 itu tidak pernah lupa mengubunginya dan meminta doa sebelum menunaikan tugas sebagai pramugari.

Baca juga: Jadi Korban Lion Air JT 610, Keluarga Berharap Ada Keajaiban untuk Pramugari Citra

"Dekat, ya namanya juga anak-anak, dekat sama ibunya," ungkapnya.

Terakhir Citra menelpon sang ibu pukul 01.00 WIB, Senin (29/10/2018), atau beberapa jam sebelum Citra tinggal landas dari Cengkareng ke Pangkal Pinang. Citra minta doa supaya diberi keselamatan selama penerbangan.

Beberapa hari lalu, Citra menelponnya untuk meminta dibelikan kasur baru. Bahkan, kasus baru itu sudah dibelikan dan sudah terpasang di kamarnya. Sedianya kasus springbed itu akan dipakai Citra saat pulang 23 November 2018 mendatang.

Khoiriyah (50), besan Puji Lestari menambahkan bahwa duka keluarga Citra adalah duka keluarga besar. Ia tidak ingin Puji semakin tertekan dengan pemberitaan yang belum pasti.

"Duka beliau, juga duka saya. Saya ikut merasakan," ucap Khoir yang selalu mendampingi Puji.

Baca juga: Musibah Lion Air JT 610: Pesan Doa dari Sang Ayah Belum Juga Terkirim ke Ponsel Deryl...

Menurut Khoir, keluarga belum mau buru-buru menyimpulkan jika Citra telah meninggal dunia, sebelum ada informasi resmi. Sejauh ini keluarga baru mendengar informasi dari ayah Citra dan kakaknya yang masih berada di crisis center kecelakaan Lion Air JT 610.

"Baru dapat info dari Bapaknya Citra, kalau beliau sudah di test DNA, itu saja," kata Khoir.

Pada kesempatan itu ia mewakili keluarga menyampaikan terimakasih atas doa untuk Citra dan keluarga. Ia tetap memohon doa yang terbaik bagi Citra.

Seperti diberitakan, Citra Novita Anggelia Putri tercatat dalam manifes kru Lion Air JT 610 yang mengalami kecelakaan dan jatuh di lepas pantai Karawang, Jawa Barat.

Pesawat yang mengangkut 189 penumpang dan kru itu sedang dalam perjalanan ke Pangkal Pinang, Senin (29/10/2018) pagi.

Tim gabungan Basarnas hingga kini masih melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban. Serpihan badan pasawat, barang-barang diduga milik penumpang, hingga potongan tubuh manusia mulai ditemukan oleh tim. 

Baca juga: Duka Keluarga Pramugari Alfiani, Firasat Burung Perkutut hingga Ayah Tak Mau Nonton TV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com