Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Kecelakaan Lion Air: Kami Berharap Ada Mukjizat Tuhan...

Kompas.com - 30/10/2018, 05:56 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kabar dari televisi membuat perasaan Dewi Manik porak-poranda. Suaminya, Rudi Lumbantoruan adalah salah satu dari penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) kemarin.

Dewi pun tak kuasa menahan tangis. Ia mengaku, perasaan tak enak sudah dirasakannya sebelum kabar duka itu datang.

Kesedihan semakin memuncak saat ingat mereka baru saja merayakan ulang tahun ke-11 pernikahan mereka pada Minggu (28/10/2018) siang.

"Sudah lain perasaanku, sampai sekarang tak bisa dihubungi. Hari Minggu itu terakhir kami jumpa, berangkatlah dia dari Sibolga ke Medan," kata warga Gang Saroha, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin (29/10/2018).

Kesedihan juga menyelimuti rumah mertua Rudi di Jalan Pelikan 7, Perumnas Mandala, Kota Medan. Meski sibuk menyalami para kerabat dan keluarga yang berdatangan dan coba menghibur, Ramlan Manik (60) dan Tiala Boru Manullang (62) tak mampu menutupi duka kehilangan. Ramlan berharap menantunya selamat dan kembali dengan baik-baik saja.

"Kami berharap ada mukjizat Tuhan, semoga Rudi selamat," ucap Ramlan.

"Dia sempat memberikan kenang-kenangan sama kami dan hadiah kepada adik iparnya yang akan menikah. Katanya waktu itu, 'inilah dek untuk beli sepatumu, mana tahu Abang tak bisa datang karena udah habis cutiku,'" kata Ramlan menirukan ucapan korban yang bekerja sebagai manajer perkebunan di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.

Baca juga: 4 Fakta Pencarian Korban Kecelakaan Lion Air, Pesawat Tak Meledak di Udara hingga Penemuan 24 Jenazah

"Semoga bapak selamat"

Di tempat terpisah, isak tangis juga riuh terdengar di rumah yang berada di Jalan Marelan Pasar IV Barat, Komplek Griya Bestari Permai, Blok A2, Kota Medan. Ini rumah keluarga Captain Muas Efendi Nasution.

Istri korban, Mardiana Harahap berulang kali pingsan. Air mata yang terus mengalir pelan-pelan dihapus sanak saudara.

Para kerabat terus menenangkan istri dan anak-anak korban. Muas diketahui menjabat sebagai Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

Pihak keluarga sudah memastikan bahwa Muas adalah penumpang Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin pagi. Mereka pun sudah menghubungi rekan-rekan Muas.

Arie Novichandra, menantu korban, mengatakan, pertama kali mendapat informasi dari istrinya usai menonton berita di televisi.

"Kata ibu, bapak ke Jakarta dulu sebelum ke Bangka. Kami tanya orang kantor, ternyata tiket bapak memang pesawat itu. Kami akan ke lokasi jatuhnya pesawat, masih menunggu kabar pasti. Semoga bapak selamat," kata Arie.

Seperti pemberitaan, pesawat Lion Air JT-610 dengan register pesawat PK L QP Type Boeing 738 Max rute Jakarta-Pangkalpinang dilaporkan jatuh setelah sebelumnya dilaporkan hilang kontak sejak lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 06.10 WIB.

Badan SAR Nasional menginformasikan pesawat jatuh di perairan Tanjung, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Baca juga: 5 BERITA POPULER NUSANTARA: Pilot Lion Air yang Ingin Kembali hingga Ledakan Pesawat

Kepala Basarnas Marsda TNI Muhammad Syaugi mengatakan, pesawat baru take off dan diduga berada di ketinggian 2.500 meter.

Hingga kini, tim Basarnas baru menemukan 24 jenazah korban kecelakaan Lion Air JT 610. Pencarian masih terus dilakukan selama 24 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com