Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napi Korban Gempa Berjalan Kaki 3 Hari demi Menyerahkan Diri ke Rutan Majene

Kompas.com - 28/10/2018, 10:11 WIB
Junaedi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAJENE, KOMPAS.com – Arya (41), seorang narapidana Lapas Kelas IIA Palu, Sulawesi Tengah, memilih kabur dari penjara karena trauma dan ketakutan saat gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Jumat (28/9) lalu.

Arya memilih menyerahkan diri ke Rutan Kelas IIB Majene, Sulawesi Barat, Kamis (25/10/2018) lalu.

Untuk meninggalkan Kota Palu, Arya berjuang melawan lapar dan haus sambil berjalan kaki selama tiga hari hingga ia bisa tiba di perbatasan Donggala, Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Ia sempat mengemis biaya makan dan transportasi di terminal Pasangkayu agar dapat ongkos pulang ke kampung halamannya di Majene.

“Tidak ada kendaraan karena jalan-jalan putus setelah gempa,” tutur Arya saat ditemui di Rutan Kelas IIB Majene, Sabtu (27/10/2018).

Narapidana itu bernama lengkap Arya Bin Muhammad (41) asal Luaor, Desa Bonde, Kecamatan Pamboang. Ia mengaku kabur dari rutan Palu untuk menyelamatkan diri dari bencana gempa dan tsunami.

Baca juga: Narapidana Korban Gempa Palu Serahkan Diri ke Rutan Solo

Arya memilih pulang ke kampung halamannya di Desa Bonde Majene untuk menenangkan diri.

Narapidana kasus pembalakan liar yang divonis dua tahun penjara ini memilih menyerahkan diri ke Rutan Klas IIB Majene pada Jumat (19/10/2018) dengan diantar keluarganya.

Selama beberapa hari sebelum menyerahkan diri, Arya tinggal bersama keluarganya di Dusun Luaor, Desa Bonde.

Di depan petugas Lapas Majene, Arya mengaku datang menyerahkan diri sebelum dicari petugas. Arya sudah menjalani masa tahanan selama lima bulan lebih di Lapas Palu dan mendapat remisi tiga bulan.

Baca juga: Batas Waktu Napi Daerah Terdampak Bencana untuk Melaporkan Diri Diperpanjang

Kepala Rutan Klas IIB Majene I Wayan Nurasta Wibawa mengatakan, napi atas nama Arya bin Muhammad telah menyerahkan diri ke Rutan Klas IIB Majene untuk menjalani sisa pidananya.

“Dari pengakuan Arya, ia terpaksa kabur dari penjara untuk menyelamatkan diri saat bencana gempa dan tsunami menerjang Palu. Kami juga mengimbau agar teman-teman warga binaan yang keluar saat gempa di Palu dan Donggala yang belum melaporkan diri agar segera melapor ke tempat asal, atau UPTD Pemasyarakatan sekitar, termasuk kalau ada warga binaan asal Majene,” imbaunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com