Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa seperti Dipenjara, Ratusan Pengungsi Timur Tengah Minta Dipindahkan dari Kupang

Kompas.com - 28/10/2018, 08:39 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Lebih dari 100 pengungsi asal Timur Tengah, mendesak organisasi yang mengurus imigran asing agar segera memindahkan mereka dari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tuntutan itu disampaikan para pengungsi itu, ketika mendatangi kantor International Organization for Migration (IOM) di Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Sabtu (27/10/2018) kemarin.

Imigran yang melakukan aksi selama ini menempati empat lokasi penampungan, yaitu Rumah Detensi Migrasi (Rudenim) Kupang, Hotel Ina Boi, Hotel Lavender, dan Hotel Kupang Inn.

Baca juga: Pemerintah Akan Beri Bantuan Jaminan Hidup untuk Pengungsi di Sulteng

Bashir Rasikg, pengungsi asal Afganistan mengatakan, mereka ingin dipindahkan karena di Kota Kupang tidak memiliki community house yang layak.

"Hidup di Kupang seperti terpenjara karena tidak dapat melakukan aktivitas normal," ungkap Bashir, kepada sejumlah wartawan.

Apalagi, kata Bashir, anak-anak mereka juga tidak mendapat sarana pendidikan memadai, sehingga terpaksa tidak bisa bersekolah.

Bashir mengaku, setiap bulan dia bersama rekan-rekannya mendapat makan dan minum serta tempat tidur yang diatur dengan baik, namun hal itu tidak membuat mereka nyaman.

Baca juga: ITB Rancang Bangun Tunnel dan Shelter Bambu bagi Pengungsi Palu

"Kalau di sini, kami tidak diproses masuk data embassy. Jadi, kami minta dipindahkan ke tempat lain yang ada community house supaya bisa diproses dan masuk dalam data embassy. Kalau bisa seperti di Pangkal Pinang, Medan, Surabaya atau Makasar," ucap dia.

Namun, Bashir dan pengungsi lainnya kecewa, karena mereka tidak berhasil menemui pimpinan IOM, karena sedang berada di luar kantor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com