Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Gelar Sekolah Kebangsaan untuk Siswa Surabaya

Kompas.com - 25/10/2018, 22:25 WIB
Ghinan Salman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - November adalah bulan bersejarah bagi Surabaya. Menyongsong datangnya bulan November, Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, kembali menggelar Sekolah Kebangsaan yang ditujukan kepada pelajar di Kota Pahlawan.

Sekolah Itu dilakukan demi mewariskan semangat cinta tanah air kepada generasi muda era kekinian. Kegiatan Sekolah Kebangsaan itu dikemas seperti kegiatan belajar mengajar dan digelar di Museum Tugu Pahlawan, Kamis (25/10/2018).

Kegiatan tersebut dihadiri ratusan pelajar di Kota Surabaya, mulai pelajar tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma berkisah tentang perjuangan para pahlawan dan berbagi semangat kepahlawanan layaknya seorang guru.

Risma menekankan pentingnya diadakan Sekolah Kebangsaan agar anak-anak mengerti kemerdekaan yang diraih bukan karena diberi. Tetapi, kata Risma, kemerdekaan didapat dari hasil perjuangan para pahlawan.

Semua warga Surabaya kala itu ikut bertempur dan ribuan orang gugur.

"Kalian bisa bersekolah dan beraktivitas seperti sekarang, karena hasil perjuangan. Karena itu, sudah seharusnya kalian meneruskan perjuangan para pahlawan. Tentunya tidak dengan mengangkat senjata, melainkan dengan belajar agar sejajar dengan bangsa lain," ujar Risma.

Baca juga: Risma Minta Anak-anak Surabaya Siap Bersaing di Era Globalisasi

Menurut Risma, dipilihnya lokasi museum Tugu Pahlawan, karena pada 1945 di kawasan itulah ribuan pejuang gugur melawan penjajah. Bahkan, museum Tugu Pahlawan tidak sekadar taman, tetapi memiliki nilai perjuangan.

Oleh karena itu, Risma meminta kepada para pelajar agar membalas segala macam bentuk perjuangan dengan belajar.

Selain itu, berani berjuang layaknya para pejuang dahulu. Sehingga, lanjut Risma, tidak ada lagi penjajahan model baru seperti kemiskinan dan kebodohan yang akan dialami generasi penerus bangsa Indonesia.

"Para pahlawan dulu berani dan mempunyai nyali demi mempertahankan kemerdekaan. Karena itu, kalian jangan pernah merasa takut atau rendah diri. Kalian harus berani berjuang untuk memperebutkan keberhasilan. Apalagi kalian dibekali dengan ilmu pengetahuan. Gunakan apa yang kalian miliki untuk kemajuan kalian, orangtua, sesama dan bangsa Indonesia," jelas Risma.

Jangan terlena dengan gawai

Risma menekankan, semangat kepahlawanan harus diwarisi kepada generasi muda. Terutama agar mereka memikiki keberanian dan siap bersaing dengan pelajar di seluruh dunia.

Risma juga mengimbau agar pelajar tidak terus bermain gawai, melainkan belajar agar negara ini tidak dijajah oleh bangsa lain.

Sebab, penjajahan sesungguhnya telah terjadi.

"Jangan terlena dengan gadget, itu semua by design untuk menghancurkan bangsa ini. Kalau kalian ingin negara ini tidak dijajah kembali, maka kalian harus bisa membagi waktu jangan hanya main game terus," tutur Risma.

"Waktu ini terbatas, jika kalian terlena maka negara lain akan masuk dan kalian akan menjadi penonton dan tidak bisa berbuat apa-apa,” imbuhnya.

Baca juga: Peringati HSN, Risma Ingatkan Besarnya Peran Santri saat Merebut Kemerdekaan NKRI

Sementara itu, anggota Legiun Veteran, Samsi (63) mengapresiasi kegiatan tahunan semacam ini. Sebab, menurut dia, penting bagi para pelajar yang masih belia untuk mengetahui serta memaknai sikap para pejuang saat melawan penjajah.

"Generasi penerus harus bisa menjadi orang yang cerdas agar tidak dijajah kembali serta mampu menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan antar sesama manusia," kata Samsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com