Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aniaya Siswa karena Tak Bisa Perkalian, Guru SD Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 24/10/2018, 21:12 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Seorang oknum guru PNS di SDN Sukamanah 3 Kecamatan Bayongbong, Garut dilaporkan ke polisi dan diamankan setelah orangtua siswa melaporkan penganiayaan sang guru kepada anaknya.

DS (58), dilaporkan orangtua siswa karena telah menganiaya anak yang belum bisa berhitung perkalian hingga siswa enggan masuk sekolah lagi karena trauma.

Neneng Muslimah (29), salah satu orangtua siswa yang anaknya dianiaya sang guru mengungkapkan, penganiayaan terungkap setelah anaknya yang duduk di kelas 3 SD tidak mau sekolah beberapa hari belakangan.

Awalnya, menurut Neneng, anaknya enggan mengakui alasan enggan sekolah karena sering dipukul oleh gurunya.

Belakangan, anaknya mengaku trauma sekolah karena sering dipukul gurunya.

"Saya tanya ke orangtua siswa yang lain ternyata sama, yang lain juga tidak mau sekolah," kata Neneng saat ditemui di Polsek Bayongbong, Rabu (24/10/2018).

Menurut Neneng, dari pengakuan anaknya, sang guru pernah menusuk wajah anaknya menggunakan pensil. Makanya, anak malas sekolah bertemu gurunya.

Awalnya, Neneng mengira hanya karena anaknya saja yang nakal. Namun, ternyata masih banyak anak lain yang juga merasakan hal yang sama seperti anaknya.

Karenanya, Neneng dan orangtua siswa lain ingin agar guru tersebut tak lagi mengajar di sekolah anaknya lagi.

Baca juga: Guru di AS Dipecat karena Menendang Seorang Murid Keluar dari Kelas

Orangtua siswa lainnya, Kokom (31) mengungkapkan hal serupa. Anaknya mengaku wajahnya pernah disundut dengan rokok karena tak bisa perkalian. Makanya, anaknya takut dan tak mau lagi sekolah.

Kokom sendiri mengaku telah memaafkan guru anaknya. Namun, dirinya meminta agar guru tersebut tak lagi mengajar di sekolah anaknya. Sementara, soal proses hukum dirinya menyerahkan sepenuhnya pada aparat kepolisian.

Komite SDN Sukamanah 3 Edi Iskandar mengakui, sejumlah orangtua siswa kelas 3 memang sempat datang ke sekolah dan menemui gurunya. Mereka, protes atas perlakuan guru tersebut kepada anaknya.

Dari informasi yang diterimanya, penganiayaan yang dilakukan sang guru terjadi karena saat siswa dipanggil, siswa malah marah-marah ke guru.

Meski demikian, Edi pun tidak membenarkan reaksi dari sang guru yang menganiaya siswa karena hal tersebut. Apalagi, siswanya baru kelas 3.

"Kepancing gurunya, bisa jadi karena stress, soalnya dulu dia jadi kepala sekolah, karena periodisasi, akhirnya jadi guru lagi," katanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com