Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Perusahaan Kapal Penyeberangan, Merugi Setelah Suramadu Beroperasi

Kompas.com - 24/10/2018, 07:02 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Supervisor PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Feri Cabang Surabaya Agusman turut menanggapi soal rencana pembebasan biaya tol Surabaya-Madura (Suramadu).

Menurut Agusman, sampai saat ini pihaknya belum mendapat aba-aba dari pemerintah pusat terkait pembebasan tarif tol Suramadu. Namun, Agusman akan melihat perkembangannya akan seperti apa nanti jika nanti tarif tol Suramadu resmi digratiskan.

Yang pasti, kata Agusman, PT ASDP tetap akan membuka pengoperasian penyeberangan Kamal.

"Kami akan lihat dampaknya seperti apa kalau Suramadu digratiskan. Kami belum bisa mengukur dan akan melihat dulu perkembangannya," ucap Agusman kepada Kompas.com, Selasa (23/10/2018).

Baca juga: Tarif Tol Suramadu Bakal Gratis, Tinggal Tunggu Keppres

Agusman mengakui bahwa dengan adanya Jembatan Suramadu sendiri telah berdampak besar terhadap penyeberangan angkutan laut di Madura. Apalagi jika nanti diberlakukan tarif tol gratis di jembatan penghubung dua pulau tersebut. 

"Dampaknya sangat besar dan (penyeberangan) sangat turun drastis dari sebelum adanya Jembatan Suramadu," tuturnya.

Menurut dia, sebelum ada Jembatan Suramadu banyak kapal penyeberangan dari perusahaan swasta beroperasi di Pelabuhan Kamal dan Ujung, Tanjung Perak, Surabaya.

Agusman menyebut, ada sekitar 16 unit kapal penyeberangan milik swasta yang beroperasi sebelum adanya Jembatan Suramadu.

Baca juga: Jika Tarif Tol Suramadu Gratis, Kapal Penyeberangan di Pelabuhan Kamal Akan Sepi...

"Sekarang hanya tiga armada kapal yang beroperasi. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, merugi terus. Maka tidak mungkin bagi perusahaan swasta bisa bertahan lama. Akhirnya perusahaan swasta harus mencari alternatif lain," ujarnya.

Dari tiga kapal penyeberangan yang beroperasi saat ini, dua kapal adalah milik BUMN dan satu kapal lainnya milik swasta.

Saat ini, warga yang masih menggunakan jalur penyeberangan laut pada umumnya adalah masyarakat Kecamatan Kamal, Bangkalan, Madura. Itu sebabnya mengapa PT ASDP masih bisa bertahan dan mengoperasikan jasa kapal penyeberangan.

Setiap tahun merugi

Agusman menyatakan, kerugian besar dirasakan pada 2015 lalu. Saat itu, PT ASDP mengalami kerugian diangka Rp 15 miliar dalam setahun. Jumlah kerugian itu hampir sama setiap tahunnya.

Baca juga: Soekarwo: Pak Jokowi Berencana Bebaskan Tarif Tol Suramadu

"Iya, rata-rata hampir sama (rugi Rp 15 miliar). Kerugian itu pertama dari perawatan kapal yang semakin lama biaya perawatan tidak terduga, sedangkan tarifnya tetap murah," imbuh Agusman.

Tarif penyeberangan di Pelabuhan Kamal-Ujung, pejalan kaki Rp 5.000, sepeda motor Rp 7.000, mobil Rp 46.000, truk Rp 56.000, Rp 59.000, dan Rp 74.000, tergantung jenisnya.

Sementara bus penumpang Rp 59.000 dan dikenakan biaya Rp 5.000 untuk 30 orang untuk bus penumpang, yaitu Rp 150.000 plus tiket bis Rp 59.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com