Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Eman Kiper Satu Kaki Terbaik Dunia, Gratiskan Latihan hingga Ingin Jadi PNS (3)

Kompas.com - 23/10/2018, 08:50 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MAJALENGKA, KOMPAS.com – Selain mahir bermain sepak bola dengan kedua kaki tak sempurna, Eman Sulaeman (30), penyandang gelar kiper satu kaki terbaik dunia ini, juga memiliki kemampuan lain, yakni memperbaiki sejumlah alat elektronik yang rusak, seperti alat komunikasi, televisi, sound system serta lainnya.

Ilmu pendidikan teknik elektro yang ditempuh secara berjenjang sejak Sekolah Menengah Kejuruan membuat Eman menjadi pribadi yang serba bisa, menafkahi diri sendiri sejak dini dan penuh prestasi. Hari ini, Eman ikut mendaftar dan berkompetisi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Untuk mendapatkan prestasi kiper terbaik dalam ajang Homeless World Cup (HWC) 2016 di Glasgow – Skotlandia, bukanlah hal mudah bagi Eman.

Baca juga: Kisah Eman Sulaeman Jadi Kiper Terbaik Dunia Meski Hanya Punya Satu Kaki (1)

 

Pria yang tinggal di Desa Tegal Sari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, melatih dirinya dan melawan kondisi pada permainan yang hanya bertumpu pada kedua kaki, sejak usia delapan tahun. Meski berulang kali dipandang sebelah mata dan juga kesulitan, kegigihannya membawa hasil.

Kegigihan itu juga dipraktikkan Eman dalam kehidupan sehari-hari. Eman dikenal mahir memperbaiki sejumlah alat elektronik. Ilmu ini ditimbanya semasa duduk di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK) 1 Maja Jurusan Teknik Elektro.

“Setelah lulus kelas tiga SMK, saya sudah bisa nyerpis televisi. Satu hari bisa pegang satu – dua buah televisi. Lumayan. Mulai saat itu, saya mulai jarang minta sama orang tua, dan sambil nabung untuk ongkos kuliah,” kata Eman kepada Kompas.com pada suatu pagi di bulan September 2018.

Eman Sulaeman memperbaiki sejumlah unit alat komunikasi di ruang kerjanya, Minggu (12/9/2018). Kerjaan ini dilakukan usai dirinya melatih sepak bola futsal anak-anak di GOR Indorencana, Majalengka, Jawa Barat.Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.KOMPAS.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Eman Sulaeman memperbaiki sejumlah unit alat komunikasi di ruang kerjanya, Minggu (12/9/2018). Kerjaan ini dilakukan usai dirinya melatih sepak bola futsal anak-anak di GOR Indorencana, Majalengka, Jawa Barat.Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.
Merasa belum cukup, Eman mengambil studi dengan konsentrasi yang sama di Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (Untag) Cirebon dengan jurusan Teknik Elektro. Pada tahun pertama, Eman menghabiskan banyak biaya ongkos angkutan umum karena jarak tempuh yang cukup jauh. Eman berhasil mendapatkan beasiswa berprestasi untuk membiayai sejumlah semester.

“Namun setelah beasiswa selesai, dia perlu mencari uang lagi. Mulai saat itu, saya tidak hanya membuka servis elektronik, namun juga servis alat komunikasi di rumah. Satu hari bisa servis satu dua televisi, dan lima buah handphone. Hasilnya cukup lumayan untuk membiayai uang akhir masa kuliah, kenang Eman.

Baca juga: Kisah Eman, Kiper Satu Kaki Terbaik Dunia: Diremehkan hingga Menangis Bukan Penghalang (2)

Tahun 2012, Eman lulus dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.39. Eman menyandang status lulusan terbaik di tingkat jurusan dan membuat bangga pihak kampus serta keluarga.

Eman adalah anak kedelapan dari delapan bersaudara pasangan Suhana (78) dan Opi Sopiah (60). Kedua orangtuanya hanya berprofesi sebagai petani untuk menafkahi kedelapan anaknya.

Tujuh saudara Eman lainnya adalah Mimin (45), Maman (44), Yaya (43), Didi (alm) 25), Nani (38), Sholeh Udin (37), dan Jaja (35). Ketujuhnya sudah berumah tangga dan sebagian besar berprofesi dalam bidang bangunan. Hanya Sholeh yang menjadi Anggota TNI dan kini bertugas di Tasik.

Eman Sulaeman memperbaiki sejumlah unit alat komunikasi di ruang kerjanya, Minggu (12/9/2018). Kerjaan ini dilakukan usai dirinya melatih sepak bola futsal anak-anak di GOR Indorencana, Majalengka, Jawa Barat.Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.KOMPAS.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Eman Sulaeman memperbaiki sejumlah unit alat komunikasi di ruang kerjanya, Minggu (12/9/2018). Kerjaan ini dilakukan usai dirinya melatih sepak bola futsal anak-anak di GOR Indorencana, Majalengka, Jawa Barat.Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.
Ingin jadi PNS

Eman lahir dalam lingkungan yang penuh sederhana. Semangat hidupnya yang tinggi turun dari kedua orangtuanya yang tak henti memotivasi Eman.

Suhana dan Opi menganggap Eman layaknya anak normal pada umumnya, meski dikaruniai kedua kaki yang tak sempurna. Bahkan Eman mampu lebih baik dari sebagian orang pada umumnya.

“Sebulan ini lagi bolak balik ke kampus untuk legalisasi Ijazah di Kampus (UNTAG 1945, Cirebon), sebagai persyaratan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Mau coba kompetisi lagi melalui jalur prestasi dan disabilitas,” ungkap Eman saat ditanya rencana hidupnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com