Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Kenang Resolusi Jihad Pendiri NU

Kompas.com - 22/10/2018, 16:02 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden RI nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno, dalam kunjungannya ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (22/10/2018), disambut oleh KH Salahuddin Wahid dan jajaran keluarga pengasuh pengasuh.

Lantunan shalawat berkemundang saat Prabowo-Sandi dan rombongannya memasuki kawasan Pesantren Tebuireng.

Selanjutnya, Prabowo-Sandi dan rombongannya menggelar pertemuan tertutup dengan jajaran pengasuh di dalem kasepuhan Pesantren Tebuireng.

Setelah menggelar pertemuan selama 50 menit, Prabowo-Sandi didampingi Gus Sholah berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari.

Setelah melantunkan doa, Prabowo-Sandi melakukan tabur bunga di makam KH Hasyim Asy'ari, makam presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta makam Pahlawan Nasional KH Wahid Hasyim.

Prabowo mengatakan, ia dan Sandiaga Uno sengaja menziarahi makam KH Hasyim Asy'ari pada momentum peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap 22 Oktober.

Baca juga: Prabowo Jadi Pembina Apel Hari Santri Nasional di Tebuireng

Itu dilakukan untuk mengenang jasa, meneladani sikap serta menghargai perjuangan para ulama yang berjasa besar dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

KH Hasyim Asy'ari dan para ulama pendiri NU, jelas Prabowo, memiliki jasa besar atas kemerdekaan bangsa Indonesia yang pada masa awal kemerdekaan mendapatkan ancaman dari Belanda. Salah satu buktinya adalah kemunculan resolusi jihad.

"Kami menghormati para kiai, para ulama, yang berjasa besar terhadap bangsa Indonesia. Para ulama terlibat langsung dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menurut kami, resolusi jihad menjadi spirit perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia," kata Prabowo.

Resolusi jihad yang dicetuskan kiai pendiri NU itu pada 22 Oktober 1945, lanjut Prabowo Subianto, mampu memantik nasionalisme warga Indonesia, hingga akhirnya muncul pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang menjadi simbol keberhasilan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

"Pertempuran 10 November 1945 itu bukan hanya pertempuran 10 November. Ada berminggu-minggu sebelum dan sesudah 10 November. Pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia itu tidak lepas peran pemuka agama, para ulama. Para ulama, pemuka agama terlibat langsung untuk kepentingan rakyat, kepentingan bangsa," jelasnya.

Calon Wakil Presiden RI, Sandiaga Uno, menaburkan bunga di makam presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).KOMPAS.com/Moh. Syafii Calon Wakil Presiden RI, Sandiaga Uno, menaburkan bunga di makam presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Setelah menziarahi makam pendiri NU, Prabowo dan rombongannya melakukan apel Hari Santri Nasional bersama ribuan santri di kawasan Parkir Makam Gus Dur di sebelah barat Pesantren Tebuireng.

Baca juga: Cak Imin: Tasikmalaya Adalah Basis Santri Terbesar di Indonesia

Setelah menggelar apel hari santri, Prabowo-Sandi melakukan napak tilas resolusi jihad ke makam KH Bisri Syansuri di Pesantren Denanyar, lalu ke makam KH Abdul Wahab Chasbullah di Pesantren Tambakberas Jombang, dengan iring-iringan jip dan kendaraan terbuka.

Perjalanan napak tilas Prabowo-Sandi rencananya dilakukan hingga ke tugu pahlawan di Surabaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com