Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santri Itu Serba Bisa, Termasuk Bermain Sepak Bola Api

Kompas.com - 20/10/2018, 12:15 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Sepakbola memang menjadi salah satu olahraga favorit, tidak hanya di Tanah Air, tetapi juga hampir seluruh dunia. Setidaknya gegap gempita itu dapat terlihat tiap kali gelaran Piala Dunia berlangsung.

Selain dimainkan secara profesional, olahraga yang menggabungkan skill dan taktik untuk bisa mengantar bola ke dalam gawang lawan itu juga kerap dimainkan sekedar untuk mengisi waktu atau bersenang-senang saja.

Hal yang sama juga dilakukan oleh para santri dari Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (19/10/2018) malam.

Baca juga: Kisah Korban Likuefaksi: Ramna Dimuntahkan Bumi dan Ibunya yang Terimpit Beton

Para santri itu bersenang-senang dengan bermain sepak bola. Namun, ini bukan sepak bola biasa, tetapi bola api.

Para santri itu memainkannya di lapangan kawasan Aula Muktamar yang ada di halaman depan dari salah satu pesantren besar di Indonesia itu. Di lapangan besar itu, mereka membuat lapangan khusus seukuran lapangan bola basket sebagai medan sepak bola apinya.

Para pemainnya terbagi dalam dua grup yang masing-masing grup terdiri dari 6 orang. Meski ada dua grup, cukup susah membedakannya karena keduanya sama-sama mengenakan kostum merah, berupa kaos merah dan celana panjang yang juga merah.

Kostum merah itu sendiri merupakan seragam kebanggaan mereka sebagai santri sekaligus anggota kesenian silat Gasmi bela diri asli Pesantren Lirboyo. Yang membedakan antar grup adalah sarung yang dipakai mirip selempang dan juga mirip sabuk.

Tak ada rasa sakit

Mereka nampak trengginas dan penuh antusias mengulik si kulit bundar berapi itu dalam durasi 15 X 2 menit dengan jeda 1 menit.

Mereka menggiring, menendang, bahkan memegang bola api itu bagi penjaga gawangnya. Tidak nampak raut muka kesakitan padahal berinteraksi dengan api yang berkobar. 


Bahkan, bola yang dipakai juga bukan bola biasa melainkan buah kelapa yang sudah dibuang kuit halus bagian luarnya. Buah kelapa ini kemudian direndam dalam minyak tanah lalu dibakar api dan siap dipakai sepakbola.

Baca juga: Kisah Mas Rinto, Tukang Bakso Berdasi yang Terinspirasi James Bond

Meski bola dari buah kelapa itu keras, para pemain sepakbola itu juga tidak mengenakan alas kaki selama pertandingan berlangsung. Mereka hanya bertelanjang kaki untuk menggiring, menghalau bola, hingga menendangnya. 

Nur Huda (19), salah seorang pemain sepakbola api itu, mengaku tidak merasakan sakit atau luka sedikit pun akibat memainkan sepakbola ekstrem itu. Itu menurut dia karena latihan rutin dan juga keyakinan diri yang telah terbentuk.

"Selain itu juga restu dari para kiai yang membuat kami yakin," ujarnya saat ditemui seusai permainan.

Bersambung ke halaman dua

 

 

 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com