Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saut Situmorang: Mengejar Koruptor seperti Mengejar Awan

Kompas.com - 19/10/2018, 16:09 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus bergerak mengedukasi masyarakat akan bahaya korupsi.

Salah satunya dengan program "Road Show Bus KPK: Jelajah Negeri, Bangun Antikorupsi" yang telah berkeliling ke berbagai kota di Indonesia.

Pada Jumat (19/10/2018), bus antikorupsi singgah di Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah.

Bus ini disambut antusias masyarakat setempat, termasuk Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, Kapolres Magelang Kota AKBP Kristanto Yoga Darmawan, dan segenap Forkompinda Kota Magelang.

Baca juga: 14 Tahun Terakhir, Sebanyak 79 Kepala Daerah Ditangkap KPK

Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang menjelaskan, ada filosofi yang terkandung dalam perjalanan bus antikorupsi ini dari kota ke kota lainnya, termasuk gambar awan yang menempel bus tersebut.

"Perjalanan panjang harus ditempuh bersama-sama, ada yang sakit perut, ada yang minta oleh-oleh, dan lainnya. Jadi filosofinya dalam," katanya.

"Bahkan ada gambar awan di bus KPK itu karena ada orang bilang mengejar koruptor itu seperti mengejar awan, sudah ketemu tetapi tidak didapat," tambahnya.

Saut mengemukakan, untuk menuju Indonesia sejahtera, banyak peristiwa dari perjalanan itu. Ia mengibaratkan perjalanan bus yang akan menemui banyak keadaan, misalkan bus harus istirahat, mengikuti tata tertib lalu lintas.

"Mungkin sekali-kali KPK dipanggil polisi karena Saut salah ngomong di TV. Jadi filosofi yang ingin dibawa dari bus ini adalah Indonesia sejahtera, di tahun 2045," ungkapnya.

Kemudian, persinggahan bus dari tempat satu ke tempat lain itu juga untuk melihat bagaimana pemerintah dalam melayani masyarakat.

Baca juga: Kasus Bupati Labuhanbatu, KPK Panggil Kabag Keuangan dan Program RSUD Rantauprapat

 

Menurut dia, perizinan paling tinggi nilainya. Secara nasional nilainya mencapai 37.

"Jadi kalau kita melayani dengan cepat, kalau KPK datang adalah untuk membantu memberikan pelayanan. Filosofinya akan terus bergerak," ujarnya.

Sayangnya, KPK baru memilik 1 unit bus KPK. Ia berharap, pemerintah daerah bisa mereplikasi bus antikorupsi ini supaya bisa dilihat anak-anak kemudian dipelajari apa saja isi di dalamnya.

Sejauh ini, baru 11 kota besar yang disinggahi bus antikurupsi, termasuk di dalamnya Kota Magelang. Bus ini akan terus bergerak dan dalam waktu dekat akan ke Kalimantan Timur.

Saut menyebutkkan, ada manfaat yang belum bisa diukur dari program ini. Ada banyak pelayanan yang bisa dimanfaatkan pada setiap persinggahan bus antikorupsi di setiap daerah.

"Bukan hasil, namun lebih kepada impact yang belum bisa diukur. Kami datang bukan sesuatu yang bisa mengubah. Buktinya, polisi sudah bisa memberi pelayanan SIM, STNK secara terbuka. Yang penting konsistensi. Sama seperti sikat gigi, impact-nya kalau gigi sudah bolong baru ketahuan," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com