Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Lapas Pamekasan: Saat Pembalut Dibuka, Ternyata Isinya Handphone...

Kompas.com - 19/10/2018, 13:09 WIB
Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Banyak cara digunakan oleh keluarga narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Pamekasan untuk menyelundupkan handphone ke dalam Lapas.

Salah satunya dengan cara menyembunyikan handphone di dalam pembalut wanita. Aksi penyelundupan ini berhasil digagalkan oleh petugas Lapas Pamekasan. 

Kepala Lapas Pamekasan M. Hanafi mengatakan, kejadian penyelundupan handphone menggunakan pembalut wanita itu, sudah tiga hari yang lalu.

Penyelundupan model seperti itu, merupakan kejadian baru yang terdeteksi oleh petugas. Hanafi menduga, dengan memasukkan handphone ke dalam pembalut wanita, akan membuat petugas tidak akan memeriksanya. 

Baca juga: Lapas Pamekasan Terbelit Utang Makan Napi Rp 2,5 Miliar

Apalagi, pembalut yang dugunakan penyelundup sudah ada percikan darahnya. Namun petugas tidak mau lengah. Meskipun sudah berdarah, pembalut tersebut tetap dibuka dan isinya sebuah handphone. 

"Saya tidak tahu apakah darah dalam pembalut itu asli darah haid atau darah lain. Namun karena berisi handphone yang akan diselundupkan, tetap kami amankan," terang Hanafi, Kamis (18/10/2018). 

Awalnya, imbuh Hanafi, petugas tidak curiga terhadap pembalut yang dipakai oleh penyelundup.

Namun setelah disentuh terasa keras, petugas kemudian curiga ada sesuatu di dalamnya. Dugaan petugas benar, ternyata di dalam pembalut terdapat sebuah handphone. 

Anak kecil

Cara lain penyelundupan handphone ke dalam Lapas, yakni memanfaatkan anak kecil. Di dalam baju anak kecil diselipkan handphone.

Sebelum diperiksa, anak kecil tersebut dicubit oleh ibunya agar terus menangis. Ketika anak menangis, petugas bisa terkecoh dan tidak memeriksa anak kecil tersebut. 

Baca juga: ICJR: Rutan dan Lapas di Indonesia Sudah Extreme Overcrowding

"Saya curiga kok anaknya dicubit agar menangis. Feeling saya sudah lain, karena pasti ada masalah. Ketika diperiksa bayi tersebut, ternyata diselipkan handphone di bajunya," ungkap mantan Kalapas Bondowoso ini. 

Di Lapas Pamekasan, sejak sebulan Hanafi menduduki jabatannya, sudah ada 200 lebih handphone yang dibanting.

Jika itu tidak dilakukan, maka penghuni Lapas dengan mudah berkomunikasi dengan orang luar yang bisa berdampak negatif terhadap Lapas sendiri. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com