Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waskita Karya Akui Proses Pembangunan LRT Sebabkan Banjir di Palembang

Kompas.com - 17/10/2018, 19:19 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - PT Waskita Karya mengaku, penyebab banjir di Kota Palembang, Sumatera Selatan, akibat banyaknya sampah yang mengendap di sekitar lokasi pembangunan Light Rail Transit (LRT) selama proses masa pembangunan.

General Manager Operasional Waskita Karya LRT Sumsel, Bambang Priambodo mengatakan, dari hasil kajian existing, bangunan fisik LRT tak menyebabkan banjir di Palembang.

Namun, tumpukan kotoran lumpur yang mengendap di saluran air membuat daya tampung air menjadi lebih sedikit. Akibatnya, jika hujan turun, air cepat meluap dan banjir.

“Sebenarnya bukan existing LRT yang mengganggu melainkan adanya kotoran atau lumpur yang belum dibersihkan," kata Bambang, Rabu (17/10/2018).

Baca juga: LRT Palembang, Tak Cuma buat Asian Games 2018

"Yang paling krusial, banjir di depan terminal Damri, Punti Kayu, Simpang Polda, dan yang akan mencolok saat ini di Jalan Kapten Arivai, tepatnya di depan kantor Gubernur Sumsel,” tambah Bambang.

Untuk menghadapi masalah tersebut, PT Waskita Karya akan membuatkan menhole di tengah dan median jalan agar air dapat mengalir lancar jika terjadi hujan.

“Menhole tersebut juga akan mempermudah mengambil kotoran, sehingga saat hujan saluran air dapat mengalir lancar," tuturnya.

Selain itu, akan dibuat sodetan sebagai tempat resapan air dari jalan ke saluran air.

"Pemasangan menhole akan dilakukan di beberapa titik yang dianggap penting, seperti di Jalan Kapten A Rivai 2 buah, serta di Stasiun LRT di Ampera sebanyak 4 buah termasuk sodetannya,” ujarnya.

Untuk pemasangan menhole di kawasan KM 7, sekitar taman wisata alam Punti Kayu, PT Waskita Karya sempat mengalami kendala karena penolakan warga yang khawatir kediaman mereka akan terkena banjir. 

Baca juga: Pascasimulasi, LRT Palembang Kini Fungsikan 7 Stasiun

“Karena itu, di daerah tersebut dibutuhkan pembangunan kolam retensi sehingga dapat menampung genangan air di jalan saat terjadinya hujan. Untuk pembangunan kolam retensi ini akan dikerjakan Dinas PUPR,” imbuhnya.

Proses pembangunan menhole, sambung dia, diperkirakan dua hingga tiga pekan dengan kisaran dana yang tak terlalu besar.

Namun, Bambang belum bisa memprediksi kisaran dana yang dibutuhkan untuk membangun menhole tersebut.

“Belum dihitung, tapi dananya tidak akan terlalu besar,” tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com