KOMPAS.com - Tim Basarnas berhasil mengevakuasi tiga jenazah yang berada di dua lokasi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Evakuasi tersebut dilakukan setelah mendapat laporan dari masyarakat yang menemukan keberadaan jenazah.
Sementara itu, kondisi pelayanan air bersih bagi warga pascagempa masih dirasa kurang. Warga di Kota Palu mengaku kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Berikut sekilas fakta terkait perkembangan terkini bencana gempa dan tsunami di Sulteng.
"Kami menerima informasi warga, setelah kami tindaklanjuti dengan turun ke lapangan ternyata benar," kata juru bicara Basarnas kantor Palu, Fatmawati, Senin (16/10/2018) malam.
Tim segera meluncur mengevakuasi satu jenazah di daerah peti kemas Pelabuhan Pantoloan, sekitar pukul 12.10 Wita.
"Jasad yang dimaksud teridentifikasi bernama Syukur Sunusi (65), warga Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu," kata Fatma.
Lalu, jenazah kedua ditemukan pukul 14.35 Wita, di lokasi Pegaraman Talise, namun petugas belum mengetahui identitas korban.
Setelah itu, satu jenazah kembali ditemukan di Pantoloan, tepatnya di samping gate 1 Pelabuhan.
"Total ada tiga jasad korban yang ditemukan dan dievakuasi. Dua di Pantoloan dan satu di Talise. Semuanya langsung dimakamkan,” kata Fatma.
Baca Juga: 3 Jasad Korban Gempa dan Tsunami Ditemukan di Pelabuhan Pantoloan Palu
Sebagian besar warga Kota Palu masih mengeluhkan belum normalnya layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Hampir setiap hari mereka harus mencari air bersih ke tempat-tempat yang terdapat mata air dengan menggunakan galon atau jeriken.
“Di daerah Palupi belum ada air bersih, kami setiap hari mencari air di kelurahan sebelah,” kata Sri Lestari, warga Palupi, Senin (15/10/2018).