Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Mengering, Warga Berebut Air Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 17/10/2018, 09:29 WIB
Syarifudin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Dampak kekeringan akibat kemarau panjang di Kabupaten Bima membuat warga di sejumlah desa di Kecamatan Palibelo kesulitan mendapatkan air bersih.

Salah satunya di Desa Teke, Kecamatan Palibelo, yang dihuni 1.346 kepala kelurga.

Untuk mendapatkan air, warga pun kini harus saling berebut saat mobil tangki memasuki permukiman mereka.

Puluhan ibu rumah tangga itu juga rela mengantre dan berdesakkan dengan membawa jeriken dan ember untuk mendapatkan air bersih.

Bahkan, satu anggota keluarga sampai membawa tong dan drum untuk mendapatkan air yang banyak.

Kurang lebih 1 jam, satu tangki air bersih berisi 5.000 liter pun ludes diambil warga. Air bantuan itu datang dari BPBD Kabupaten Bima.

Baca juga: Warga Palu Keluhkan Belum Normalnya Layanan Air Bersih

Salah satu warga setempat, Sa'diah mengatakan, krisis air bersih di desa itu terjadi sejak 2 bulan terakhir. Akibat kemarau panjang, sumur warga mengering.

Sementara air PAM sudah tak lagi mengalir ke rumah penduduk.

"Kalau dua bulan sebelumnya masih bisa diandalkan. Tapi sekarang sumur di masing-masing rumah sudah kering betul, termasuk sungai kondisinya juga begitu. Air PAM sudah lama tidak jalan, kami tidak tahu apa kendalanya," kata Sa'dia saat ditemui di sela-sela mengambil air bantuan BPBD, Rabu (17/10/2018).

Saat ini, kata Sa'diah, warga satu desa tersebut hanya mengandalkan air bantuan dari pemerintah. Untuk mendapatkan air, mereka rela mengantre dan saling berebut demi mendapat air bersih.

"Bantuan biasanya datang dua kali seminggu. Dengan adanya bantuan ini kami bersyukur," ujar Sa'diah

Kasubdi Penanganan Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Bambang Hermawan mengatakan, krisis air bersih di Kabupaten Bima makin meluas. Ia mencatat, hingga saat ini sudah 25 desa di 10 kecamatan terdampak kekeringan.

"Awal Agustus kita mencatat hanya beberapa desa di 9 kecamatan (kekeringan). Tapi setelah memasuki Oktober ini, sudah 25 desa tersebar di 10 kecamatan mengalami kekeringan terparah. Di sejumlah wilayah itu, sebagian besar sumber air mulai sumur, telaga hingga sungai sudah kering akibat kemarau panjang," kata Bambang.

Baca juga: Kekeringan, 1.000 ASN Kota Bandung Gelar Shalat Minta Hujan di Balai Kota

Sementara ini, BPBD setempat telah mengerahkan tiga unit mobil tangki untuk menyuplai kebutuhan air bersih ke desa-desa yang terdampak kekeringan.

"Dalam rangka penanganan bencana kekeringan, dalam sehari kita droping air sebanyak 15.000 liter. Kami upayakan setiap hari itu minimal 2 sampa 4 desa, dengan cara yang kita lakukan secara bertahap," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com