Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilewati 2 Sesar Aktif, Pemkot Surabaya Sosialisasi Tanggap Bencana di 300 SMP dan 700 SD

Kompas.com - 15/10/2018, 19:06 WIB
Ghinan Salman,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, bergerak cepat melakukan langkah antisipasi mengenai potensi gempa bumi di Kota Pahlawan.

Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) Kementerian PUPR telah merilis peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia pada Oktober 2017.

Di mana terdapat dua sesar aktif di Surabaya dan Waru. Patahan Surabaya meliputi kawasan Keputih hingga Cerme, Gresik.

Sedangkan patahan Waru lebih penjang, yakni melewati Rungkut, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Saradan, bahkan sampai Cepu, Jawa Tengah.

Baca juga: Pencarian Korban Berakhir Hari Ini, Masa Tanggap Darurat di Sulteng Diperpanjang 14 Hari

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya mendapat tugas mitigasi bencana dan edukasi kepada masyarakat langkah yang perlu dilakukan apabila terjadi bencana.

"Yang kami lakukan pertama, kami turun di 300 lebih SMP dan 700 SD negeri dan swasta untuk melakukan mitigasi dan simulasi terkait dengan bencana gempa," ucap Eddy kepada Kompas.com, Senin (15/10/2018).

Sebenarnya, sambung dia, gempa bumi tidak membunuh, yang membunuh adalah struktur bangunan yang roboh, serta pohon-pohon yang tumbang.

"Itu yang perlu disampaikan kepada masyarakat," kata dia.

Alasan mengapa sosialisasi dititikberatkan kepada kalangan siswa, ini berkaca pada pengalaman saat memberikan sosialisasi tentang demam berdarah.

"Ketika sosialisasi terkait demam berdarah kepada siswa, ternyata ketika dia (siswa) sampai di rumah, siswa tersebut bisa mengajari orangtuanya, bisa mengajari tetangganya bagaimana memantau atau melaksanakan program pemantik," jelasnya.

Baca juga: Wapres: Tanggap Darurat di Sulteng Bisa 2 Bulan

Dengan demikian, sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana bisa lebih efektif.

Eddy berharap, jika semua siswa paham bahwa menghadapi bencana gempa bumi tidak boleh panik, mereka akan memiliki kepekaan ketika gempa atau bencana lainnya terjadi di Surabaya.

"Misalnya, apa saja yang perlu dibawa ketika terjadi gempa, seperti memakai alas kaki dan lain-lain. Lalu, ciri-ciri terjadinya gempa itu seperti apa dan juga mengenai potensi tsunami itu seperti apa, akan kita sosialisasikan," jelas Eddy.

Kata Eddy, sosialisasi juga akan dilakukan kepada masyarakat secara menyeluruh.

"Kami juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, baik itu yang diinisiasi kami sendiri, dinas pendidikan, Depag, lurah, ataupun warga sendiri. Sehingga hampir setiap hari kami turun," tutur Eddy.

Hari ini, lanjut Eddy, ada sekitar 10 tim yang turun untuk mensosialisasikan potensi gempa mulai pagi sampai sore.

"Tujuan kami adalah untuk menyampaikan virus-virus, bagaimana kesiapsiagaan kita ketika terjadi gempa," imbuhnya.

Selain memberikan sosialisasi, Pemkot Surabaya juga melakukan pelatihan tanggap darurat di perkantoran, masjid, ruang terbuka, dan di tengah-tengah masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com