Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Guru Honorer Izin Tidak Mengajar, Kelas pun Digabungkan

Kompas.com - 15/10/2018, 16:30 WIB
Markus Yuwono,
Reni Susanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Gunungkidul, Yogyakarta, izin tidak mengajar.  

Kepala SDN Semanu Kusti Dwi Martini mengatakan, terdapat 9 GTT dan PTT yang mengajukan izin tak mengajar. Akibatnya, sebanyak dua kelas digabung menjadi satu.

"Jelas sangat terdampak karena kami ada 9 GTT dengan 5 GTT sebagai guru kelas, untuk mengantisipasinya kami harus menggabung 2 kelas menjadi satu," ujar Kusti saat ditemui di kantornya, Senin (15/10/2018)

Meski demikian, ia tidak mempermasalahkan GTT dan PTT tidak mengajar. Walaupun hal tersebut agak mengganggu proses belajar mengajar 267 siswa di sekolah itu. 

Baca juga: Pemerintah Akan Naikan Gaji Guru Honorer yang Tak Lolos CPNS dan PPPK

Kusti menjelaskan, GTT dan PTT menjadi tulang punggung mengajar sejak 2004. Ia menggunakan jasa mereka karena kekurangan guru PNS.

Dua tahun ke depan, jika tidak ada PNS yang masuk, sekolah tersebut harus kehilangan tiga orang guru karena memasuki masa pensiun.

"Untuk itu peran GTT sangat penting selama belum ada guru penggantinya," ucapnya.

Kusti memastikan tidak akan memberikan sanksi kepada GTT dan PTT yang izin tidak mengajar. Apalagi perjuangan mereka cukup besar dengan honor hanya Rp 400.000 per bulan.

"Meski saya mengakui kegiatan belajar mengajar (KBM) terganggu tetap saya izinkan dan mereka (GTT) tidak akan mendapatkan sanksi, karena itu bentuk dari usaha mereka. Semoga ada jalan keluarnya," tuturnya.

Salah seorang GTT di SD Ngasemlulang, Ponjong, Yessika Novariaveni mengaku hari ini dirinya bersama 3 orang GTT lainnya tidak masuk.

"Total di SD kami ada 4 orang GTT semuanya tidak masuk," ucapnya.

Baca juga: Guru Honorer Jadi Garda Depan Kualitas Pendidikan di Daerah Terluar

GTT SD Jeragung, Semanu, Wahyu Arianto mengatakan, selama dirinya izin tidak mengajar, sementara berjualan angkringan di daerah Semanu yang sudah digelutinya sejak setahun terakhir.

"Kalau saya selama tidak mengajar jualan angkringan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena kalau hanya dari gaji GTT jelas tidak mencukupi," ucapnya.

Ketua FHSN Gunungkidul Aris Wijayanto menyampaikan, Total GTT dan PTT di Gunungkidul dari TK hingga SMP mencapai 2000 orang.

Mereka mengajukan izin bersama untuk tidak beraktivitas selama dua pekan. Mereka mengajukan izin tidak mengajar dari 15-31 Oktober 2018.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com