Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Pesantren, Ma'ruf Amin Mengaku Hanya Silaturahim

Kompas.com - 14/10/2018, 13:25 WIB
Markus Yuwono,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengunjungi dua pondok pesantren di Krapyak, Sewon, Kabupaten Bantul, Minggu (14/10/2018). Dalam kesempatan ini Ma'ruf mengaku ingin bersilaturahim.

Di Pondok Pesantren Ali Maksum dan Pondok Pesantren Al Munawwir, keduanya berlokasi berdekatan, Ma'ruf Amin sempat menjenguk KH Atabik Aly yang sedang sakit. Setelahnya, Ma'ruf Amin berjalan kaki ke rumah Nyai Ida Zainal Abidin. Terakhir, Ma'ruf Amin bertemu dengan KH Najib Abdul Khodir.

Datang sekitar pukul 10.00 WIB, Ma'ruf terlebih dahulu menemui KH Atabik Ali Maksum. Usai pertemuan tersebut, kunjungan dilanjutkan dengan menemui Nyai Ida Zainal Abidin, dan selanjutnya KH Najib Abdul Qodir. Dalam kesempatan itu, tak segan dia menyapa para santri.

Seusai pertemuan, Ma'ruf menyatakan kunjungan ini bagian dari silaturahim, apalagi mereka sudah bersahabat sejak lama.

Baca juga: Jubir Jokowi-Ma'ruf: Kiai Ma'ruf Orang Pesantren, Masa Enggak Boleh ke Pesantren?

"Saya menemui kiai-kiai, Kyai Atabik kebetulan sedang sakit, beliau menerima saya dengan terharu. Beliau kawan saya dan seangkatan dengan saya bertemu dalam perbincangan-perbincangan halaqah-halaqah karena itu saya senang dan beliau mendoakan saya," ucapnya di hadapan wartawan.

"Bu Ida (Nyai Ida Zainal Abidin), banyak berhubungan dengan saya dalam aspek pengembangan ekonomi syariah. Sedangkan Kiai Zainal Abidin sering bersama saya. Kiai Najib adalah Rais Syuriah di PBNU," katanya

Disinggung pelarangan kunjungan ke ponpes terkait kampanye. Dirinya mengaku hanya bersilaturahim dan bukan ranah kampanye.

"Tidak apa-apa. Kan kalau silaturahim tidak apa-apa. Maka saya tidak pernah kampanye di pesantren tapi saya selalu silaturahim,"ujarnya

Sementara itu menurut Nyai Ida Zainal pihaknya menitipkan sejumlah pesan kepada Ma'ruf Amin. Pesan itu di antaranya agar dalam kiprahnya dalam politik tidak meninggalkan keulamaannya.

"Karena ulama itu yang utama adalah pendapat dan kebijaksanaan. KH Maruf Amin bukan hanya milik NU, tapi milik semua," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com