Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brebes dan Fenomena Penghasil Telur Asin...

Kompas.com - 11/10/2018, 16:35 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Brebes, salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, merupakan kabupaten di jalur pantai utara Jawa yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat.

Meski masuk dalam wilayah Jawa Tengah, penggunaan bahasa untuk wilayah ini berbeda. Penduduk Brebes menggunakan Bahasa Jawa Brebes dan juga menggunakan Bahasa Ngapak.

Biasanya setiap daerah memiliki kekhasan sendiri, baik itu makanan maupun kearifan lokal. Untuk makanan, Brebes selama ini dikenal sebagai penghasil telur asin terbesar di Indonesia.

Telur asin sendiri sudah akrab bagi lidah masyarakat Indonesia. Makanan ini seringkali dipadukan dengan aneka jenis makanan, baik untuk pendamping maupun sebagai lauk utama.

Tak heran jika perkembangan dari distribusi telur asin di Brebes sudah sampai ke beberapa wilayah di Indonesia.

Telur asin memiliki beberapa kandungan di dalamnya. Setiap satu telur asin, terdiri dari 137 kalori, 10,23 gram lemak, 1,08 gram karbohidrat dan 9,51 gram protein.

Brebes dan telur

Dalam salah satu program Kompas TV, "Food Story", sejarawan Wijanarko mengemukakan bahwa Brebes sudah menghasilkan produk telur asin ke beberapa wilayah Indonesia sudah sejak dulu.

"Menurut catatan daag register (catatan harian) di Pelabuhan Tegal, Brebes sudah menyumbangkan telur bebek untuk pembuatan bahan dasar telur asin sejak 1820-an," kata Wijanarko.

Berawal dari Brebes inilah hasil-hasil dari pengasinan telur itu dikirimkan menuju ke Batavia menggunakan kapal. Bersama dengan Tegal, Brebes tercatat sebagai produsen telur asin yang besar ke Batavia.

Ketika berada di Batavia, makanan ini lantas dikonsumsi maupun diperjuabelikan kembali.

Pada awalnya, kondisi sosial dan ekonomi di wilayah Brebes membutuhkan ketahanan pangan. Masyarakat membutuhkan makanan yang bisa awet disimpan lebih dari satu minggu.

Mereka melakukan uji coba untuk bisa mengawetkan suatu makanan dengan teknologi masa itu.

Akhirnya, mereka membuat teknologi pengasinan telur. Telur yang diasinkan tak merusak kadar gizi, melainkan hanya menambah kadar garam saja. Selain itu, cara ini dapat menghilangkan aroma amis pada telur.

Masyarakat Brebes dan Tionghoa akhirnya bisa menghasilkan telur asin yang berguna untuk sektor pangan. Selain itu, telur asin ini juga memiliki nilai religius bagi masyarakat Tionghoa.

"Telur asin juga digunakan untuk keperluan ritual persembahyangan masyarakat Tionghoa." ucap Wijanarko.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com