Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Puskesmas Sempu, Para Suami Diajak Ngopi Ngobrol Kehamilan Istri

Kompas.com - 06/10/2018, 11:50 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi memilik program unik yaitu 'Ngopi Bareng Suami Bumil Risti' setiap tiga bulan sekali.

Program tersebut mengundang para suami dari ibu hamil resiko tinggi untuk berdiskusi dan belajar tentang pengetahuan tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi kepada Kompas.com Sabtu (6/10/2018), mengatakan, program ngopi bersama para suami tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menekan kematian ibu melahirkan dan bayi di wilayah kerja Puskesmas Sempu.

Menurut Hadi, pada tahun 2012, selama 2 tahun tahun berturut-turut, ada 16 orang ibu hamil dan 28 bayi yang dilahirkan meninggal dunia.

Baca juga: Kisah Ibu Hamil Terpental 2 Kali saat Gempa di Palu hingga Selamat ke Makassar

 

Sehingga, Puskesmas Sempu membuat beberapa program salah satunya adalah Laskar Sakina (Stop Angka Kematian Ibu Hamil dan Anak) dengan melibatkan kader posyandu, anggota PKK, serta untuk memantau ibu hamil resiko tinggi yang ada di sekitarnya.

Termasuk juga membentuk pemburu ibu hamil risiko tinggi (bumilristi) yang melibatkan tukang sayur keliling dan motivator ASI dan gizi di Puskesmas Sempu.

"Setelah semuanya berjalan, maka yang tidak kalah penting adalah melibatkan suami untuk mengambil peran minimal mengetahui tanda-tanda bahaya melahirkan dan pasca persalinan. Dukungan dari suami ini sangat penting sekali bagi suami yang memiliki istri hamil resiko tinggi," kata Hadi.

Para suami yang diajak ngopi adalah mereka yang memiliki istri dengan kehamilan resiko tinggi dengan usia kehamilan 7 bulan ke atas.

Mereka akan mendapatkan penjelasan dari petugas kesehatan termasuk juga melibatkan kepala desa.

"Ini tiga kepala desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sempu juga kita datangkan agar ada komunikasi dua arah. Ngomongnya enggak terlalu resmi ya, obrolan sambil ngopi," kata dia.

Sandi (20), warga desa Sempu mengaku mendapatkan banyak informasi terkait kehamilan istrinya.

Baca juga: Ibu Hamil, Minumlah Minyak Ikan demi Anakmu

 

Pria yang sehari-hari bekerja di bengkel tersebut datang ke acara ngopi tersebut setelah mendapatkan informasi dari bidan desa.

"Istri saya baru usia 18 tahun dan ini kehamilan pertama. Saya juga baru tahu kalau resiko tinggi, karena usianya di bawah 20 tahun," ungkap Sandi.

Dia senang dilibatkan dalam acara tersebut sehingga mengetahui tanda-tanda bahaya jelang persalinan istrinya.

Sementara itu, Deva Mei Nuriwati (18), istri dari Sandi mengaku, dia juga mengetahui banyak tentang tanda-tanda bahaya saat melahirkan, salah satunya adalah kaki bengkak.

"Bu bidan sama ada kader yang sering ngasih tahu. Kan ini kehamilan pertama. Disuruh banyak olahraga, minimal jalan-jalan. Insya Allah sebulan lagi lahir. Agak takut sih, semoga nanti persalinannya lancar, Amin," kata Deva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com